Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia
Nama : Ghaniya Alifa Chairani
NPM : 210104190037
Kelas : B / Manajemen Produksi Media
Isi :
Bagian-Bagian Berita
1. Nama Media : Galamedia
Judul
Berita : Bank Niaga Didatangi Massa Buruh
Jumlah
Halaman : 2
Kapan
dicetak : Selasa, 8 April 2008
Lembong,
(GM),- Sekitar 60 orang buruh PT Indo Makmur Citra Busana (MCB) berunjuk rasa
di Kantor Bank Niaga di Jln. Lembong Bandung, Senin (7/4). Dalan aksinya, massa
menuntut agar pihak Bank Niaga dapat segera mengajukan permohonan eksekusi
lelang. Sehingga tidak menghambat proses hokum tentang pelaksanaan pembayaran
pesangon buruh sesuai putusan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), sebesar RP
3,7 miliar.
Aksi
demo yang berlagsung sejak pukul 10.30 WIB itu diawali dengan menggelar orasi
dan spanduk yang berisi nada mengecam. Diantaranya bertuliskan “Burukeun
tong ngulur-ngulur waktu wae” serta “Katanya tanggal 20 Februari sudah
selesai, mana buktinya”
Setelah
beberapa saat massa melakukan orasinya, pihak Bank Niaga pun mempersilakan
mereka untuk melakukan pertemuan. Sebanyak 13 orang perwakilan massa pun
melakukan dialog di ruang rapat Bank Niaga.
Saat
itu diperoleh hasil bahwa pihak Bank Niaga telah melakukan pendaftaran
permohonan eksekusi lelang terhadap asset perusahaan tersebut. Sehingga massa
pun akhirnya membubarkan diri.
Namun
karena aksi mereka sempat mengundang perhatian para pengguna jalan di Jln.
Lembong sehingga kejadian itu sempat menimbulkan kemacetan. Beruntung aparat
kepolisian dari Polwiltabes Bandung dan Polsekta Sumur Bandung langsung
mengantisipasinya sehingga hanya beberapa saat arus lalu lintas pun kembali
normal.
Dalam
kaitan itu John Men Saragih selaku kuasa hokum para buruh mengatakan, pihaknya
mendatangi Kantor Bank Niaga tersebut karena pihak bank sebelumnya diaggap
tidak kooperatif dalam menyelesaikan hak-hak para buruh. Bank Niaga dinilai
lamban dalam mengurus proses eksekusi lelang asset.
Dijelaskan
John, awalnya PT IMCB yang berlokasi di Jln. Mekar Jaya Kav. 37 Kec. Arcamanik
diagunkan pemiliknya Oey Widianto kepada Bank Niaga. Namun hal itu diikuti
dengan tindakan perusahaan yang mem-PHK buruhnya secara sepihak, tanpa dipenuhi
hak-haknya, bahkan pemiliknya pun langsung kabur entah kemana.
Sementara
itu menurut Yonda Isdon, Jabar Vice Presiden Bank Niaga yang didampingi Yanto
Darmawan, AVP Spesial Asset Recovery Group Bank Niaga, pihaknya menyayangkan
sikap para buruh yang melakukan aksi demo itu.
“Mestinya
jangan begitu, pakai aksi demo segala karena itu akan merugikan mereka sendiri.
Jangan sampai merusak harga aset yang akan dilelang. Bikin orang yang beli
ragu. Harusnya mereka bersikap lebih tenang. Kita juga ‘kan ingin menjual,
kalua enggak kerugian Bank Niaga juga akan semakin membesar,” jelas Yonda.
Lead :
paragraf 1
Bridge : paragraf 2-3
Body :
paragraf 4-7
Leg :
paragraf 8-9
Judul
Berita : Lima Pelajar Diculik Selama 30 Menit
Jumlah
Halaman : 2
Kapan
dicetak : Sabtu, 5 April 2008
Lima Pelajar Diculik Selama
30 Menit
Cikutra, (GM).- Lima siswi SMPN 27 di Jln. Yudhawastu
Pramuka Bandung, diculik selama 30 menit oleh tiga pelaku tak dikenal, dua di
antaranya wanita, Jumat (4/4) sekira pukul 14.00 WIB. Namun kelima pelajar itu
selamat dan diturunkan pelaku di sekitar Jln. Raden Patah, dibelakang RS Santo
Borromeus Bandung.
Menurut keterangan yang didapat
“GM”, lima siswi SMPN 27 Bandung yang dibawa orang-orang tak dikenal itu, yaitu
Yalka Zavita (13), warga Jln. Bukit Ligar, Dini Triana (13), warga Jln. Cukang
Kawung, Gita Pratiwi (13), warga Jln. Setia, Dena Nursalena (13), Warga Jln.
Sadang Serang seta Rita Hasana (13), warga Jln. Pasir Layung Bandung.
Dalam aksinya, para pelaku yang
berjumlah 3 orang, dua di antaranya perempuan, berhasil menggasak sebuah HP
Nokia tipe N70 milik korban Gita Pratiwi. Tak ada penganiayaan dalam peristiwa
tersebut.
Peristiwa tersebut berawal ketika
kelima korban pulang dari sekolah pukul 14.00 WIB. Saat para korban sedang
menunggu angkot pinggir jln. Yudhawastu Pramuka, depan sekolah mereka.
Tiba-tiba datang ebuah mobil Toyota Avanza warna merah tua bernopol B 833 OZ
menghampiri mereka. Saat itu salah seorang perempuan yang duduk di kursi depan
menanyakan alamat RS Santo Borromeus kepada Gita Pratiwi.
Dibawa keliling saat itu, di dalam
mobil ada 2 perempuan dan 1 laki-laki yang menjadi sopir. Tanpa curiga para
korban pun naik ke mobil tersebut. Namun
beberapa saat setelah perjalanan, timbul rasa curiga karena para pelaku tidak
memperkenalkan dirinya, apalagi sopirnya sering melirik melalui kaca spion
tengah.
Melihat gelagat tidak beres
tersebut, Rika Hasna meminta untuk diturunkan dengan alasan akan mengikuti les.
Rika pun diizinkan turun di Jln. Pahlawan. Saat itu Gita sempat membisikkan
kepada temannya agar mencatat nomor mobilnya.
Setelah menurunkan Rika, para pelaku
membawa korban lain ke jembatan layang Pasupati. Di jalan itu, seorang pelaku
meminjam HP Gita dengan alasan akan menghubungi seeorang.
Tiba di belakang RS Santo Borromeus
atau tepatnya di Jln Raden Patah, mobil pun berhenti dan para pelaku menyuruh
korban turun seraya minta tolong mencari alamat rumah nomor 85 dengan ciri-ciri
ada sedan putih di depannya.
Setelah beberapa saat dicari
ternyata tidak ada rumah yang beralamat itu. Sehingga para korban pun kembali
untuk menemui para pelaku. Namun mereka terkejut. Pasalnya mobil para pelaku
tidak ada di tempat yang diparkirkan. Sehingga korban Dini Triyana menghubungi
ibunya melalui wartel terdekat. Setelah itu mereka pun pulang kerumah Gita di
Jln. Setia.
Rupanya hal itu membuat orangtua
Gita panik dan melaporkan kejadian itu pada aparat kepolisian. Begitu juga
dengan Enung (45), orangtua Dini Triana. Sehingga para orangtua pun langsung
mendatangi Mapolsekta Cibeunying Kaler untuk melaporkan kejadian itu.
Mendapat laporan terebut, anggota pun langsung
melakukan penyelidikan dan mengejar para pelakunya. Dalam kaitan itu Kasat
Reskrim Polresta Bandung Tengah, AKP Dasmin mengatakan, saat ini pihaknya masih
menyelidiki kasus tersebut. Bahkan anggota pun sudah menyebar di lapangan.
Lead
: paragraf 1
Bridge
: paragraf 2-4
Body : paragraf 5-9
Leg : paragraf 10-11
Judul Berita : Kuli Bangunan Tewas
Terjatuh dari Lantai II
Jumlah Halaman : 2
Kapan dicetak : Kamis, 3 April 2008
Kuli Bangunan Tewas Terjatuh dari Lantai II
Regol, (GM),- Asep Dana (27), seorang buruh
bangunan,tewas secara mengenaskan setelah terjatuh dari atap asrama putri
Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Jln.Srimahi Baru RT 02/RW 06 Kel. Ancol, Kec.
Regol, Bandung, Rabu (2/4) sekitar pukul 11.00 WIB.
Beberapa saksi mata di lokasi kejadian mengatakan,
saat itu warga Kp. Lembang II RT 03/RW 11 Bojong Sari , Kab. Bandung tersebut
sedang memperbaiki plafon asbes asrama putri yang rusak akibat hujan es Minggu
lalu. Saat itu korban memperbaiki plafon tersebut Bersama Uang Ruhiyatman.
Namun ketika sedang memperbaiki plafon, tiba-tiba
asbes yang diinjaknya ambrol. Tak ayal korban jatuh terjun bebas ke lantai
dasar yang berketinggian sekitar 10 hingga 15 meter.
Korban jatuh dengan posisi kepala di bawah sehingga
kepala membentur lantai, ia tewas seketika.
Lisa (31), salah seorang penghuni asrama yang melihat
korban jatuh, menjerit histeris. Saat itu juga Lisa langsung minta tolong dan
memberitahukan kejadian tersebut pada Andri, salah seorang petugas keamanan
asrama.
Warga yang mendengar ada kuli bangunan yang jatuh dari
lantai dua berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat
peristiwa tersebut.
Aparat Polsekta Regol dan Polresta Bandung Tengah yang
mendatangi lokasi kejadian, segera menyelidiki kasus itu. Selain
mengidentifikasi korban, polisi pun memintai keterangan sejumlah saksi. Setelah
itu mengevakuasi jasad korban ke Rumah sakit Sartika Asih Bandung untuk
diautopsi.
Kapolsekta Regol, AKP Afriadi yang didampingi Kanit
Reskrim, Iptu Aji Susanto mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab
kematian korban. Namun dari hasil penyelidikan sementara, kuat dugaan korban
meninggal kareba terjatuh dari atap rumah setelah asbes yang dipijaknya ambrol
karena tidak kuat menopang tubuh korban.
“Dugaan sementara karena jatuh dari atap. Tapi kita
masih menyelidiki kasus ini, dikhawatirkan ada indikasi lain yang menyebabkan
jatuhnya korban,” jelas Afriadi seraya mengatakan, saat ini pihaknya tengah
memeriksa 4 orang saksi yang terkait dengan kasus tersebut.
Lead
: paragraf 1
Bridge
: paragraf 2-4
Body : paragraf 5-7
Leg : paragraf 8-9
4. Nama Media : Galamedia
Judul
Berita : Ayam Kampus
Jumlah
Halaman : 1
Kapan
dicetak : Selasa, 8 April 2008
Ayam
Kampus
Orang
biasa menyebutnya “ayam kampus”. Istilah itu diberikan kepada para mahasiswa
yang memang mencari sambilan dngan cara menjajakan tubuhnya kepada para pria
hidung belang. Keberadaan ayam kampus ini sangan tersembunyi di beberapa kampus
di Kota Bandung. Bahkan tidak sembarang orang bisa masuk dan mendapatkan
mereka. Tidak terkecuali dengan para om-om berduit ataupun pria macho
berkantung tebal sekalipun. Mereka tentu kesulitan, apalagi bila tidak memiliki
jaringan yang bisa masuk kepada mereka (ayam kampus).
Namun
demikian banyak cara untuk bisa masuk kepada jaringan. Seperti halnya yang
dilakukan oleh Budi (bukan nama sebenarnya), salah seorang mahasiswa di Kota
Bandung. Diakui Budi, memang akhir-akhir ini keberadaan ayam kampus semakin
tersembunyi. Bahkan cenderung tertutup.
Sebab mereka lebih berhati-hati
dalam memilih pasangannya. Mereka khawatir dengan status mereka di kampusnya
akan tersebar. “Wah sekarang agak sulit, lain dengan dulu. Sekarang mah semakin
tertutup,”akuinya.
Meski sedikit tersembunyi, kata
Budi, ada beberapa cara untuk mendapatkan informasi tentang mereka. Seperti
yang pernah dialaminya, ia bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan ayam
kampus tersebut melaui seseorang tukang parkir dan pedagang kios yang ada di
kampus tersebut.
“Biasanya tukang parkir ini tahu, siapa
saja mahasiswi yang menjadi ayam kampus di kampus itu. Bahkan ia pun tahu
berapa nomor kontak yang harus dihubungi, termasuk juga urusan banderolnya.
Yang penting baik-baik saja ama dia, ya kasih duit kek atau gimana terserah pokoknya,”
ujar Budi.
Pada pelaksanaannya, lanjut Budi,
tukang parkir tersebut akan menghubungi ayam kampus yang menjadi sasaran
tembak. Termasuk juga meminta nomor kontaknya. Bahkan tukang parkir tersebut
pun bisa menjelaskan karakteristik dari ayam kampus tersebut, termasuk harga
tawarnya. Rata-rata para ayam kampus yang berorientasi pada uang mematok harga
antara Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per tiga jam.
“Tapi sebetulnya kalau sudah jalan,
masalah harga bukanlah patokan utamanya. Kalau ayam kampusnya seneng ama kita,
ya kita jalan,pacaran. Malah kalau dia happy bareng ama kita, ya jalan
terus, selamanya. Jadi bukan masalah duit lagi yang mereka cari, tapi
kesenangan dan kepuasan,” ungkapnya.
Apalagi
ayam kampus cenderung bersikap hedonis dan ingin selalu tampil. Bahkan mereka
cenderung enggan bila diajak to the point untuk kencan di hotel. “Biasanya mereka
kepinginnya main dulu, baik dugem atau tempat lainnya. Sehingga itu bisa
membuatnya happy ,” kata Budi.
Lead
: paragraf 1
Bridge
: paragraf 2-4
Body : paragraf 5-6
Leg : paragraf 7-8
5. Nama Media : Galamedia
Judul
Berita : ITHB Tantang Unwir di Final
Jumlah
Halaman : 1
Kapan
dicetak : Sabtu, 12 April 2008
ITHB Tanang Unwir di Final
Pajajaran, (GM),- Tim Bola Basket putra Institut
Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) ditantang Universitas Wiralodra (Unwir)
Indramayu pada laga final Liga Bola Basket Mahasiswa (Libama) Divisi II Putra
Jawa Barat 2008, Sabtu (12/4). Di semifinal, Jumat (11/4), mereka berhasil
mengalahkan lawan-lawannya di GOR Pajajaran Bandung.
Unwir mengalahkan Unikom dengan selisih poin tipis,
78-76. Sedangkan tim tuan rumah ITHB melaju ke final setelah menghentikan
langkah Universitas Garut (Uniga) dengan poin 87-68.
Partai pertama laga semifinal Unwir versus Unikom
berlangsung ketat. Hal ini ditandai saling kejar poin di setiap kuarter. Dengan
mengenakan kostum biru garis kuning, Unwir mendominasi permainan pada kuarter
pertama. Namun Unikom dengan kostum kebanggannya putih-putih sempat membalikkan
keunggulan pada kuarter 2 dan 3.
Dengan kedisiplinan para pemain Unwir, jumlah poin
sempat imbang dengan poin 67-67 pada break setelah kuarter terakhir
berlangsung tersisa 4 menit 25 detik. Kuarter ini ditutup dengan kemenangan
Unwir dengan selisih poin yang tupis atas Unikom dengan poin akhir 78-76.
Sedangkan pada semifinal lainnya, tuan rumah ITHB
melawan Uniga diwarnai dengan permainan cepat dan keras. Namun tim tuan rumah
lebih mendominasi permainan di kuarter pertama hingga kuarter akhir. Terbukti,
ITHB memimpin dengan selisih poin yang cukup jauh di setiap kuarternya.
Uniga yang dimotori Fajar (14) dan Hendra (15) sempat
memperkecil ketinggalannya pada akhir kuarter 3 dengan poin sementara 53-62.
Namun stamina anak-anak Uniga mulai terkuras pada kuarter terakhir. Sehingga
anak-anak ITHB berhasil memperlebar jarak poin pada akhir kuarter dengan poin
87-68.
Kekalahan Unikom dari Unwir sekaligus memupus harapan
tim yang dilatih John Turangan ini untuk promosi ke Divisi I Libama. Menurut
John, kekalahan timnya karena factor kurangnya persiapan Unikom untuk mengikuti
Libama Divisi II ini. Unit Bola Basket Unikom hanya mempersiapkan waktu dua
bulan sebelum Libama Divisi II ini bergulir. Selain itu, pengalaman para pemain
belum teruji karena kurang jam terbang.
“Persiapan kami sangat kurang. Kami hanya berlatih
selama dua bulan sebelum liga ini gulirkan. Di samping itu, pengalaman
bertanding dan jam terbang anak-anak masih kurang,” jelas John sambal berharap
untuk kompetisi nanti pihaknya bisa lebih siap.
Lead
: paragraf 1
Bridge
: paragraf 2-4
Body : paragraf 5-7
Leg : paragraf 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar