Senin, 16 Desember 2019

TUGAS 3

File : Tugas 3

Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia

Nama : Ghaniya Alifa Chairani

NPM : 210104190037

Kelas : B / Manajemen Produksi Media

Isi :

Bagian-Bagian Berita



1. Nama Media : Galamedia

    Judul Berita : Bank Niaga Didatangi Massa Buruh
    Jumlah Halaman : 2
    Kapan dicetak : Selasa, 8 April 2008


Lembong, (GM),- Sekitar 60 orang buruh PT Indo Makmur Citra Busana (MCB) berunjuk rasa di Kantor Bank Niaga di Jln. Lembong Bandung, Senin (7/4). Dalan aksinya, massa menuntut agar pihak Bank Niaga dapat segera mengajukan permohonan eksekusi lelang. Sehingga tidak menghambat proses hokum tentang pelaksanaan pembayaran pesangon buruh sesuai putusan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), sebesar RP 3,7 miliar.
Aksi demo yang berlagsung sejak pukul 10.30 WIB itu diawali dengan menggelar orasi dan spanduk yang berisi nada mengecam. Diantaranya bertuliskan “Burukeun tong ngulur-ngulur waktu wae” serta “Katanya tanggal 20 Februari sudah selesai, mana buktinya
Setelah beberapa saat massa melakukan orasinya, pihak Bank Niaga pun mempersilakan mereka untuk melakukan pertemuan. Sebanyak 13 orang perwakilan massa pun melakukan dialog di ruang rapat Bank Niaga.
Saat itu diperoleh hasil bahwa pihak Bank Niaga telah melakukan pendaftaran permohonan eksekusi lelang terhadap asset perusahaan tersebut. Sehingga massa pun akhirnya membubarkan diri.
Namun karena aksi mereka sempat mengundang perhatian para pengguna jalan di Jln. Lembong sehingga kejadian itu sempat menimbulkan kemacetan. Beruntung aparat kepolisian dari Polwiltabes Bandung dan Polsekta Sumur Bandung langsung mengantisipasinya sehingga hanya beberapa saat arus lalu lintas pun kembali normal.
Dalam kaitan itu John Men Saragih selaku kuasa hokum para buruh mengatakan, pihaknya mendatangi Kantor Bank Niaga tersebut karena pihak bank sebelumnya diaggap tidak kooperatif dalam menyelesaikan hak-hak para buruh. Bank Niaga dinilai lamban dalam mengurus proses eksekusi lelang asset.
Dijelaskan John, awalnya PT IMCB yang berlokasi di Jln. Mekar Jaya Kav. 37 Kec. Arcamanik diagunkan pemiliknya Oey Widianto kepada Bank Niaga. Namun hal itu diikuti dengan tindakan perusahaan yang mem-PHK buruhnya secara sepihak, tanpa dipenuhi hak-haknya, bahkan pemiliknya pun langsung kabur entah kemana.
Sementara itu menurut Yonda Isdon, Jabar Vice Presiden Bank Niaga yang didampingi Yanto Darmawan, AVP Spesial Asset Recovery Group Bank Niaga, pihaknya menyayangkan sikap para buruh yang melakukan aksi demo itu.
“Mestinya jangan begitu, pakai aksi demo segala karena itu akan merugikan mereka sendiri. Jangan sampai merusak harga aset yang akan dilelang. Bikin orang yang beli ragu. Harusnya mereka bersikap lebih tenang. Kita juga ‘kan ingin menjual, kalua enggak kerugian Bank Niaga juga akan semakin membesar,” jelas Yonda.

Lead   : paragraf 1
Bridge : paragraf 2-3
Body   : paragraf 4-7
Leg      : paragraf 8-9


 2. Nama Media : Galamedia
     Judul Berita : Lima Pelajar Diculik Selama 30 Menit
     Jumlah Halaman : 2
     Kapan dicetak : Sabtu, 5 April 2008

Lima Pelajar Diculik Selama 30 Menit

Cikutra, (GM).- Lima siswi SMPN 27 di Jln. Yudhawastu Pramuka Bandung, diculik selama 30 menit oleh tiga pelaku tak dikenal, dua di antaranya wanita, Jumat (4/4) sekira pukul 14.00 WIB. Namun kelima pelajar itu selamat dan diturunkan pelaku di sekitar Jln. Raden Patah, dibelakang RS Santo Borromeus Bandung.
            Menurut keterangan yang didapat “GM”, lima siswi SMPN 27 Bandung yang dibawa orang-orang tak dikenal itu, yaitu Yalka Zavita (13), warga Jln. Bukit Ligar, Dini Triana (13), warga Jln. Cukang Kawung, Gita Pratiwi (13), warga Jln. Setia, Dena Nursalena (13), Warga Jln. Sadang Serang seta Rita Hasana (13), warga Jln. Pasir Layung Bandung.
            Dalam aksinya, para pelaku yang berjumlah 3 orang, dua di antaranya perempuan, berhasil menggasak sebuah HP Nokia tipe N70 milik korban Gita Pratiwi. Tak ada penganiayaan dalam peristiwa tersebut.
            Peristiwa tersebut berawal ketika kelima korban pulang dari sekolah pukul 14.00 WIB. Saat para korban sedang menunggu angkot pinggir jln. Yudhawastu Pramuka, depan sekolah mereka. Tiba-tiba datang ebuah mobil Toyota Avanza warna merah tua bernopol B 833 OZ menghampiri mereka. Saat itu salah seorang perempuan yang duduk di kursi depan menanyakan alamat RS Santo Borromeus kepada Gita Pratiwi.
            Dibawa keliling saat itu, di dalam mobil ada 2 perempuan dan 1 laki-laki yang menjadi sopir. Tanpa curiga para korban pun naik ke mobil tersebut.  Namun beberapa saat setelah perjalanan, timbul rasa curiga karena para pelaku tidak memperkenalkan dirinya, apalagi sopirnya sering melirik melalui kaca spion tengah.
            Melihat gelagat tidak beres tersebut, Rika Hasna meminta untuk diturunkan dengan alasan akan mengikuti les. Rika pun diizinkan turun di Jln. Pahlawan. Saat itu Gita sempat membisikkan kepada temannya agar mencatat nomor mobilnya.
            Setelah menurunkan Rika, para pelaku membawa korban lain ke jembatan layang Pasupati. Di jalan itu, seorang pelaku meminjam HP Gita dengan alasan akan menghubungi seeorang.
            Tiba di belakang RS Santo Borromeus atau tepatnya di Jln Raden Patah, mobil pun berhenti dan para pelaku menyuruh korban turun seraya minta tolong mencari alamat rumah nomor 85 dengan ciri-ciri ada sedan putih di depannya.
            Setelah beberapa saat dicari ternyata tidak ada rumah yang beralamat itu. Sehingga para korban pun kembali untuk menemui para pelaku. Namun mereka terkejut. Pasalnya mobil para pelaku tidak ada di tempat yang diparkirkan. Sehingga korban Dini Triyana menghubungi ibunya melalui wartel terdekat. Setelah itu mereka pun pulang kerumah Gita di Jln. Setia.
            Rupanya hal itu membuat orangtua Gita panik dan melaporkan kejadian itu pada aparat kepolisian. Begitu juga dengan Enung (45), orangtua Dini Triana. Sehingga para orangtua pun langsung mendatangi Mapolsekta Cibeunying Kaler untuk melaporkan kejadian itu.
Mendapat laporan terebut, anggota pun langsung melakukan penyelidikan dan mengejar para pelakunya. Dalam kaitan itu Kasat Reskrim Polresta Bandung Tengah, AKP Dasmin mengatakan, saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. Bahkan anggota pun sudah menyebar di lapangan.

Lead   : paragraf 1
Bridge : paragraf 2-4
Body   : paragraf 5-9
Leg      : paragraf 10-11


    Judul Berita : Kuli Bangunan Tewas Terjatuh dari Lantai II
    Jumlah Halaman : 2
    Kapan dicetak : Kamis, 3 April 2008


Kuli Bangunan Tewas Terjatuh dari Lantai II

Regol, (GM),- Asep Dana (27), seorang buruh bangunan,tewas secara mengenaskan setelah terjatuh dari atap asrama putri Sekolah Tinggi Teologi Kharisma, Jln.Srimahi Baru RT 02/RW 06 Kel. Ancol, Kec. Regol, Bandung, Rabu (2/4) sekitar pukul 11.00 WIB.
Beberapa saksi mata di lokasi kejadian mengatakan, saat itu warga Kp. Lembang II RT 03/RW 11 Bojong Sari , Kab. Bandung tersebut sedang memperbaiki plafon asbes asrama putri yang rusak akibat hujan es Minggu lalu. Saat itu korban memperbaiki plafon tersebut Bersama Uang Ruhiyatman.
Namun ketika sedang memperbaiki plafon, tiba-tiba asbes yang diinjaknya ambrol. Tak ayal korban jatuh terjun bebas ke lantai dasar yang berketinggian sekitar 10 hingga 15 meter.
Korban jatuh dengan posisi kepala di bawah sehingga kepala membentur lantai, ia tewas seketika.
Lisa (31), salah seorang penghuni asrama yang melihat korban jatuh, menjerit histeris. Saat itu juga Lisa langsung minta tolong dan memberitahukan kejadian tersebut pada Andri, salah seorang petugas keamanan asrama.
Warga yang mendengar ada kuli bangunan yang jatuh dari lantai dua berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian untuk melihat peristiwa tersebut.
Aparat Polsekta Regol dan Polresta Bandung Tengah yang mendatangi lokasi kejadian, segera menyelidiki kasus itu. Selain mengidentifikasi korban, polisi pun memintai keterangan sejumlah saksi. Setelah itu mengevakuasi jasad korban ke Rumah sakit Sartika Asih Bandung untuk diautopsi.
Kapolsekta Regol, AKP Afriadi yang didampingi Kanit Reskrim, Iptu Aji Susanto mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian korban. Namun dari hasil penyelidikan sementara, kuat dugaan korban meninggal kareba terjatuh dari atap rumah setelah asbes yang dipijaknya ambrol karena tidak kuat menopang tubuh korban.
“Dugaan sementara karena jatuh dari atap. Tapi kita masih menyelidiki kasus ini, dikhawatirkan ada indikasi lain yang menyebabkan jatuhnya korban,” jelas Afriadi seraya mengatakan, saat ini pihaknya tengah memeriksa 4 orang saksi yang terkait dengan kasus tersebut.

Lead   : paragraf 1
Bridge : paragraf 2-4
Body   : paragraf 5-7
Leg      : paragraf 8-9

4. Nama Media : Galamedia
    Judul Berita : Ayam Kampus
    Jumlah Halaman : 1
    Kapan dicetak : Selasa, 8 April 2008

Ayam Kampus

Orang biasa menyebutnya “ayam kampus”. Istilah itu diberikan kepada para mahasiswa yang memang mencari sambilan dngan cara menjajakan tubuhnya kepada para pria hidung belang. Keberadaan ayam kampus ini sangan tersembunyi di beberapa kampus di Kota Bandung. Bahkan tidak sembarang orang bisa masuk dan mendapatkan mereka. Tidak terkecuali dengan para om-om berduit ataupun pria macho berkantung tebal sekalipun. Mereka tentu kesulitan, apalagi bila tidak memiliki jaringan yang bisa masuk kepada mereka (ayam kampus).
Namun demikian banyak cara untuk bisa masuk kepada jaringan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Budi (bukan nama sebenarnya), salah seorang mahasiswa di Kota Bandung. Diakui Budi, memang akhir-akhir ini keberadaan ayam kampus semakin tersembunyi. Bahkan cenderung tertutup.
            Sebab mereka lebih berhati-hati dalam memilih pasangannya. Mereka khawatir dengan status mereka di kampusnya akan tersebar. “Wah sekarang agak sulit, lain dengan dulu. Sekarang mah semakin tertutup,”akuinya.
            Meski sedikit tersembunyi, kata Budi, ada beberapa cara untuk mendapatkan informasi tentang mereka. Seperti yang pernah dialaminya, ia bisa mendapatkan informasi tentang keberadaan ayam kampus tersebut melaui seseorang tukang parkir dan pedagang kios yang ada di kampus tersebut.
            “Biasanya tukang parkir ini tahu, siapa saja mahasiswi yang menjadi ayam kampus di kampus itu. Bahkan ia pun tahu berapa nomor kontak yang harus dihubungi, termasuk juga urusan banderolnya. Yang penting baik-baik saja ama dia, ya kasih duit kek atau gimana terserah pokoknya,” ujar Budi.
            Pada pelaksanaannya, lanjut Budi, tukang parkir tersebut akan menghubungi ayam kampus yang menjadi sasaran tembak. Termasuk juga meminta nomor kontaknya. Bahkan tukang parkir tersebut pun bisa menjelaskan karakteristik dari ayam kampus tersebut, termasuk harga tawarnya. Rata-rata para ayam kampus yang berorientasi pada uang mematok harga antara Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per tiga jam.
            “Tapi sebetulnya kalau sudah jalan, masalah harga bukanlah patokan utamanya. Kalau ayam kampusnya seneng ama kita, ya kita jalan,pacaran. Malah kalau dia happy bareng ama kita, ya jalan terus, selamanya. Jadi bukan masalah duit lagi yang mereka cari, tapi kesenangan dan kepuasan,” ungkapnya.
Apalagi ayam kampus cenderung bersikap hedonis dan ingin selalu tampil. Bahkan mereka cenderung enggan bila diajak to the point  untuk kencan di hotel. “Biasanya mereka kepinginnya main dulu, baik dugem atau tempat lainnya. Sehingga itu bisa membuatnya happy ,” kata Budi.

Lead   : paragraf 1
Bridge : paragraf 2-4
Body   : paragraf 5-6
Leg      : paragraf 7-8

5. Nama Media : Galamedia
    Judul Berita : ITHB Tantang Unwir di Final
    Jumlah Halaman : 1
    Kapan dicetak :  Sabtu, 12 April 2008

ITHB Tanang Unwir di Final

Pajajaran, (GM),- Tim Bola Basket putra Institut Teknologi Harapan Bangsa (ITHB) ditantang Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu pada laga final Liga Bola Basket Mahasiswa (Libama) Divisi II Putra Jawa Barat 2008, Sabtu (12/4). Di semifinal, Jumat (11/4), mereka berhasil mengalahkan lawan-lawannya di GOR Pajajaran Bandung.
Unwir mengalahkan Unikom dengan selisih poin tipis, 78-76. Sedangkan tim tuan rumah ITHB melaju ke final setelah menghentikan langkah Universitas Garut (Uniga) dengan poin 87-68.
Partai pertama laga semifinal Unwir versus Unikom berlangsung ketat. Hal ini ditandai saling kejar poin di setiap kuarter. Dengan mengenakan kostum biru garis kuning, Unwir mendominasi permainan pada kuarter pertama. Namun Unikom dengan kostum kebanggannya putih-putih sempat membalikkan keunggulan pada kuarter 2 dan 3.
Dengan kedisiplinan para pemain Unwir, jumlah poin sempat imbang dengan poin 67-67 pada break setelah kuarter terakhir berlangsung tersisa 4 menit 25 detik. Kuarter ini ditutup dengan kemenangan Unwir dengan selisih poin yang tupis atas Unikom dengan poin akhir 78-76.
Sedangkan pada semifinal lainnya, tuan rumah ITHB melawan Uniga diwarnai dengan permainan cepat dan keras. Namun tim tuan rumah lebih mendominasi permainan di kuarter pertama hingga kuarter akhir. Terbukti, ITHB memimpin dengan selisih poin yang cukup jauh di setiap kuarternya.
Uniga yang dimotori Fajar (14) dan Hendra (15) sempat memperkecil ketinggalannya pada akhir kuarter 3 dengan poin sementara 53-62. Namun stamina anak-anak Uniga mulai terkuras pada kuarter terakhir. Sehingga anak-anak ITHB berhasil memperlebar jarak poin pada akhir kuarter dengan poin 87-68.
Kekalahan Unikom dari Unwir sekaligus memupus harapan tim yang dilatih John Turangan ini untuk promosi ke Divisi I Libama. Menurut John, kekalahan timnya karena factor kurangnya persiapan Unikom untuk mengikuti Libama Divisi II ini. Unit Bola Basket Unikom hanya mempersiapkan waktu dua bulan sebelum Libama Divisi II ini bergulir. Selain itu, pengalaman para pemain belum teruji karena kurang jam terbang.
“Persiapan kami sangat kurang. Kami hanya berlatih selama dua bulan sebelum liga ini gulirkan. Di samping itu, pengalaman bertanding dan jam terbang anak-anak masih kurang,” jelas John sambal berharap untuk kompetisi nanti pihaknya bisa lebih siap.

Lead   : paragraf 1
Bridge : paragraf 2-4
Body   : paragraf 5-7
Leg      : paragraf 8



Tidak ada komentar:

Posting Komentar