Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia
Nama : Ghaniya Alifa Chairani
NPM : 210104190037
Kelas : B / Manajemen Produksi Media
Isi :
TRANSKRIP PROGRAM BERITA
Judul Program : CNN
Indonesia : Inside Indonesia
Kategori : Budaya
Presenter : Dheayu Jihan
Durasi : 25 menit 49
detik
Jam Tayang : Sabtu dan
Minggu pukul 14.00 WIB – 14.30 WIB
Link Video : https://youtu.be/A2U90cO8RoE
VISUAL
|
AUDIO
|
1. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot dari pemandangan
alam di Atambua. Memperlihatkan hamparan gunung.
EXT. Desa di Atambua.
Siang
- High Angle Shot menyorot masyarakat
yang sedang menari tarian tradisional Atambua.
- Long Shot tarian tradisional
masyarakat Atambua.
- Medium Shot kegiatan masyarakat di
desa tersebut.
|
Backsound
Lagu tradisional Atambua.
VO
“Warna-warni budaya nusantara membentang
luas sepanjang cakrawala. Saatnya menilik cantik keelokan tradisi yang ada di
tanah perbatasan Atambua. Begitu mengesankan mempelajari keunikan budaya dua
etnis saudara Tetun dan Kemak,”
|
2. Bumper
|
Music
Musik khusus bumper program Inside
Indonesia.
|
3. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Sore
- Very Long Shot memperlihatkan
kondisi alam Atambua di sore hari.
- Medium Shot memperlihatkan
presenter sedang berjalan menuju Atambua.
- Close Up menyorot gapura kota
Atambua.
|
Music
Instrumental song.
|
4. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Medium Shot menyorot narasumber
yang duduk depan kamera.
- Long Shot kegiatan masyarakat
Atambua.
- Low Angle Shot beberapa penari
tarian tradisional Atambua.
- Long Shot tarian tradisional
Atambua dan tarian tradisional oleh anak-anak Atambua.
Narasumber : Pius Fahik, Budayawan Belu.
|
Backsound
Instrumental song.
Script
“Sesungguhnya, sejak adanya peradaban
manusia di tanah timur ini, itu mereka itu sudah ada hubungan, kekerabatan.
Yang mana dituturkan oleh para penutur bahwa ada beberapa etnis atau suku,
yaitu Tetun, Puna, Kemak. Mereka ini sebenarnya bersaudara. Ketika sudah ada
peradaban manusia, mereka-mereke ini dibagi, dibagi ke wilayah masing-masing.
Kemudian pergi dan menetap disana dan menyebarluaskan etnisnya masing-masing,”
|
5. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
Very Long Shot memperlihatkan
pemandangan alam dan desa Atambua.
|
Music
Lagu tradisional Atambua.
|
6. LOC :
EXT. Peta dunia – Globe
Siang
Animasi yang menunjukkan lokasi Atambua
dari globe.
|
Backsound
Lagu tradisional Atambua.
VO
“Kabupaten Belu terletak di sudut timur
Provinsi NTT. Beribu kota di Atambua, kabupaten ini tersohor sebagai kota
perbatasan. Ya, batas negara Republik Indonesia dengan negara tetangga Timur
Leste. Terletak di desa Motaain, atau sekitar 21 kilometer dari pusat kota
Atambua,”
|
7. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot memperlihatkan
pemandangan alam Atambua.
- High Angle Shot memperlihatkan
pemandangan alam dan desa Atambua dari atas.
- Long Shot memperlihatkan kegiatan
sehari-hari masyarakat etnis Tetun dan Kemak.
- Medium Close Up memperlihatkan
presenter yang sedang melihat kegiatan masyarakat.
- Medium Shot memperlihatkan kegiatan
masyarakat desa.
|
Music
Instrumental song.
VO
“Di tanah Belu, hiduplah empat etnis
besar. Yaitu Tetun, Bunak, Kemak, dan Dawan. Keempat etnis ini terbagi
berdasarkan bahasanya. Etnis dengan jumlah penganut terbesar, yakni etnis
Tetun. Kali ini kita akan mengenal lebih dekat pesona tradisi etnis Tetun dan
etnis Kemak. Jika Tetun merupakan etnis mayoritas wilayah di tanah Belu,
Kemak mendiami wilayah kecamatan Tasifeto Timur. Dari bagian Desa Sadi dan
sebagian di wilayah Kakuluk Mesak,”
|
8. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
Medium Shot menyorot beberapa warga yang
berbicara pada kamera.
Narasumber
|
Backsound
Instrumental Song.
Script
(Narasumber)
“Kami warga Desa Tukuneno, etnis Tetun”.
“Kami warga Desa Sadi, etnis Kemak”.
“Kami warga Desa Sadi, etnis Kemak,”
|
9. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot memperlihatkan
warga-warga kampung adat Uma Metan.
- Close Up memperlihatkan baju adat
secara dekat.
- Medium Shot memperlihatkan beberapa
warga.
- Medium Shot memperlihatkan tamu
yang disambut oleh warga.
- Long Shot memperlihatkan tarian
Likurai.
- Close Up tanaman sirih pinang.
|
Music : Instrumental song.
VO
“Menjelajahi kisah dan tradisi etnis
Tetun saya pun berkunjung ke kampung adat Uma Metan di dusun Berkase, Desa
Tukuneno. Dalam budaya etis sini setiap tamu yang datang akan disambut dengan
pemberian selendang tenun , sekaligus dihibur dengan tarian Likurai
penyambutan. Wah, ternyata tarian ini begitu menakjubkan. Irama musik dan
gerakannya saling berkesinambungan nan elok. Setelah disambut dengan tarian,
masih ada pemberian sirih pinang sebagai tanda ikatan persaudaraan. Tanaman
sirih pinang dan kapur yang dimakan oleh tamu menjadi penanda bahwa kehadiran
mereka sudah diterima sebagai bagian dari etnis Tetun. Baik etnis Tetun
maupun Kemak memiliki keramahannya masing-masing. Kedua etnis ini memang identik
satu dengan lainnya, baik dari kehidupan sosial, hingga tradisi yang dimiliki,”
|
10. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Medium Shot memperlihatkan
narasumber.
- Long Shot memperlihatkan tradisi
Etnis Kemak dan Etnis Tetun.
- Medium Shot memperlihatkan wajah
beberapa warga.
- Medium Shot memperlihatkan gapura
kampung Uma Metan.
Narasumber : Pius Fahik, Budayawan Belu.
|
Script
(Narasumber)
“Ketika mereka dateng disini, setelah
tiba disini, wilayah yang mereka dapet dari raja Umat Lara, dari Loro belum
begitu luas. Dalam perjalanan akhirnya terjadi kawin maling antara etnis
Kemak yang baru datang dari Timor Leste, ada perkawinan dengan etnis Tetun
yang ada di Lareng,”
Backsound : Musik tradisional Atambua.
VO
“Ikatan persaudaraan yang ada antara dua
etnis inlah yang menjadi alasan atas kemiripan budaya keduanya,”
|
11. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot rumah adat Uma Metan
Lidak
- Long Shot presenter dan narasumber
berjalan menuju rumah adat.
- Medium Shot memperlihatkan
percakapan presenter dengan narasumber.
- Menyorot bagian-bagian rumah adat,
mulai dari atap hingga ke ruangan-ruangannya.
- Long Shot memperlihatkan presenter
dan narasumber memasuki rumah adat dengan menunduk.
Narasumber : Niko Demusbesin, Ketua
Lembaga Adat Lidak
Presenter : Dheayu Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia
|
Music : Instrumental Song.
VO
“Kali ini saya berkesempatan untuk
menjejajk rumah adat suku Tetun, yakni rumah adat Uma Metan Lidak yang ada di
Dusun Berkase, Desa Tukuneno,”
Script
(Narasumber)
“Uma Metan disitu itu Uma Metan Lidak
Manoaman Tukuneno, artinya dia ini Uma Metan Lidak ini ada punya simbol yang
lain itu gunung. Mano aman itu, mano itu ayam, aman itu jantan, jadi ayam
jantan. Kemudian tukuneno itu asal bahasanya itu tuk, tok, neno. Artinya
tempat raja duduk. Dari leluhur itu buat yang kita duduk itu dari kayu semua.
Kemudian rumah ini satu atap. Satu atap ini dia melambangkan di Lidak ini
walaupun berbeda orangnya, ataupun pendatang, tapi dalam kehidupan
sehari-hari keakraban dalam pergaulannya itu biasa. Kemudian satu atap ini
melambangkan bhinneka tunggal ika, pancasila sila yang ke-3 persatuan
Indonesia,”
(Reporter)
“Baik. Nah, Pak Niko, kemudian saya juga penasaran nih. Untuk bisa masuk ke rumah adat disini tadi saya harus menunduk begitu untuk bisa naik ke dalam rumah adat ini,”
(Narasumber)
“Iya. Ini begini. Jadi istilahnya kalau
rata-rata disini sebelum kita masuk kesini kita harus nunduk, artinya kita
menghormati Nenek laki-laki maupun Nenek perempuan atau leluhur yang ada di
dalam sini. Walaupun dia tidak ada tapi kita menghargai, menghormati dia. Di
bangunan ini tubuhnya, raganya sudah tidak ada tapi arwahnya masih ada di
dalam sini,”
|
12. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot barang yang ada di dalam
rumah.
- Long Shot presenter dan narasumber
melihat dalam rumah adat.
- Medium Close Up salah satu anggota
suku.
- Low Angle Shot anggota suku dan
presenter.
- Long Shot presenter berjalan dengan
latar rumah adat.
- Long Shot presenter menyalami
narasumber.
- Long Shot presenter dan narasumber
memasuki rumah adat.
- Medium Close Up narasumber.
- Medium Shot presenter dan
narasumber.
- Long Shot bagian dalam rumah dan
penghuninya.
- Medium Shot narasumber.
- Close Up jagung yang digantung.
- Long Shot presenter dan narasumber.
- Close Up tanduk kambing yang
digantung.
- Medium Close Up narasumber.
- Long Shot anak-anak desa menari
tarian tradisional.
- Medium Shot presenter yang ikut
menari bersama warga.
- High Angle Shot warga desa yang
sedang menari melingkar.
Narasumber : Basilus Haletalo, Tetua
Adat Suku Datotelu.
Presenter : Dheayu Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia
|
Music
Instrumental Song
VO
“Saya begitu terkesan dengan kisah yang
tersimpan di dalam rumah ini. Seluruh anggota suku yang ada pun amat
menghargai setiap aturan-aturan yang dibuat. Ya, rumah adat ini menjadi satu
dari sekian banyak peninggalan yang terus terjaga. Sama seperti etnis Tetun,
etnis Kemak juga rumah adatnya sendiri. Disini saya beruntung bisa melihat
secara langsung keunikannya,”
Script
(Narasumber)
“Rumah adat ini kita adalah suku besarnya, suku Datotelu. Kemudian rumah adat ini adalah rumah adat Beribu. Beribu yang tadi saya jelaskan bahwa di dalamnya itu ada 70 Kakak dan kemudian ada 279 jiwa. Yang punya atap itu kita istilah disini bekerja dengan bergotong royong sesuai dengan tradisi adat yang berlaku. Kemudian sampai peresmian, sampai dia peresmian itu segala sesuatu yang kita anggap itu bahwa itu pamali, saat peresmian itu perlahan-lahan kita untuk tidak masuk. Kalau saat musim tanam dan tidak panen saat itu kita panen kita akan melaksanakan salah satu kegiatan yang disebut milsene. Milsene itu buktinya kita gantung-gantung jagung seperti itu. Itu bukti daripada anak-anak perempuan kita yang sudah keluar, dan saat peresmian rumah ini mereka dibeban untuk mereka perorang itu wajib membawa kambing seperti ini. Dan sebagian besarnya kita gantung seperti ini. Katakanlah saya punya istri, saya bawa dari suku lain masuk. Dari dia suku tersebut itu dia menitipkan seekor babi, dan babi tersebut datang kita bunuh dan rahangnya kita gantung disitu. Dan ini rahang yang ini jumlah perempuan yang masuk ke suku ini,”
Backsound
Lagu tradisional Atambua.
VO
“Meski nampak berbeda, satu kesamaan
yang dimiliki kedua etnis ini ialah keramah-tamahan. Kepada siapapun mereka
selalu melempar senyum. Kerendahan hati mereka semakin membuat saya kagum,”
|
13. Bumper
|
Music
Musik khusus bumper program Inside
Indonesia.
|
14. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- High Angle Shot warga desa yang
sedang menari melingkar.
- Long Shot warga sedang menari
sambil memukul gendang.
- Long Shot warga laki-laki yang
menari dalam formasi setengah lingkaran.
- Medium Shot beberapa warga yang
sedang menari.
- Long Shot warga laki-laki yang
melingkar menarikan tarian Tebetbot.
- Medium Shot mengitari beberapa
penari.
- Low Angle Shot beberapa penari.
- Close Up gerakan kaki penari.
- Medium Shot narasumber yang sedang
duduk.
- Low Angle Shot penari laki-laki
Tebetbot.
- Low Angle Shot penari perempuan
Tebetbot.
- Long Shot memperlihatkan tarian
Tebetbot.
- Medium Shot narasumber yang sedang
duduk.
- Long Shot presenter yang ikut
menari sambil memukul gendang dengan warga, kamera zoom in menuju presenter.
- Medium Shot presenter yang menari
Likurai.
- Long Shot warga-warga dan presenter
yang sedang menari Likurai, kamera berputar mengitari warga.
- Close Up tangan penari yang sedang
memukul gendang.
- Long Shot warga perempuan menari
sambil memukul gendang.
- Medium Shot warga perempuan menari
sambil memukul gendang.
- Medium Shot narasumber yang sedang
duduk.
- Medium Shot memperlihatkan
presenter menari.
Narasumber : Maria Bernadete, Anak Suku
Tetun.
|
Backsound
Lagu adat tradisional Atambua.
VO
“Etnis Tetun sebagai etnis tertua di
tanah Belu memiliki beragam tradisi
dan budaya. Setiap tradisi diyakini merupakan peninggalan nenek moyang mereka
yang memiliki nilai-nilai luhur. Salah satunya adalah kesenian tari. Likurai
dan Tebetbot menjadi tarian khas etnis Tetun. Dua jenis tari ini melekat erat
dengan kisah leluhur dan sejarah etnis Tetun. Dalam beragam acara, Likurai
dan Tebetbot selalu tak pernah luput ditarikan. Tebetbot sendiri identik
dengan tari bersama yang formasinya membentuk lingkaran. Dengan laki-laki di
lingkaran, sementara perempuan berada di lingkaran luar,”
Script
(Narasumber)
“Semua induk dari Tebe, orang Belu.
Aslinya dari Lidat. Kerajaan Lidat di daerah kami. Pada acara-acara ,
peristiwa menerima pejabat -pejabat, acara rumah adat. Ini penyambutan,
kegembiraan. Laki-laki, perempuan campur. Laki-laki di dalam, perempuan di
pinggir. Itu maksudnya supaya menyanyinya lagunya bersaut-saut. Pantunnya,”
VO
“Tak hanya Tebe, Likurai juga menjadi
tarian wajib yang ditampilkan dalam beragam acara seperti menjemput tamu
hingga merayakan kemenangan perang. Tarian ini identik dengan alat musik
pengiringnya, yaitu gendang yang dalam bahasa setempat disebut dengann Tihar.
Tihar sendiri terbuat dari kulit binatang seperti kucing atau kambing,”
Script
(Narasumber)
“Likurai juga menari, orang Belu. Tapi
beda. Bedanya kalau orang utara cepat, keras, semangat. Kalau orang Melaka
halus, gendangnya beda. Kalau utara kecil, macem tadi. Kalo Kabupaten Melaka
yang sudah pisah dari Belu, mereka besar. Mereka lunglainya halus, kalau kami
sedikit kasar. Karena bukit ya, keras,”
|
15. LOC
EXT. Atambua, NTT
Siang
- Medium Shot memperlihatkan dua
warga sedang memakai pakaian adat, angle kamera dari bawah perlahan-lahan
naik keatas.
- Close Up kalung yang dipakai
perempuan yang memakai baju adat.
- Close Up hiasan kepala yang dipakai
laki-laki yang memakai baju adat.
- Medium Close Up kedua pemakai baju
adat.
- Medium Shot kedua pemakai baju
adat, kamera berputar mengitari mereka.
- Long Shot kedua pemakai pakaian
adat.
- Close Up bagian dada baju pakaian
adat.
- Medium Shot memperlihatkan dua warga
sedang memakai pakaian adat, angle kamera dari bawah perlahan-lahan naik
keatas.
- Medium Shot presenter yang sedang
mewawancarai kedua pemakai pakaian adat, angle kamera turun menuju bagian
bawah pakaian, menunjukkan motif khas Tetun.
- Long Shot kedua pemakai pakaian
adat.
Presenter : Dheayu Jihan, Produser
Lapangan CNN Indonesia.
Narasumber : Tonche, Warga Etnis Tetun.
|
Music
Instrumental Song.
VO
“Tak hanya rumah adat, Tetun juga
memiliki pakaian khas yang biasa digunakan lengkap pada upacara atau ritual
adat tertentu. Bagi saya, yang baru berkunjung ke tanah Timor ini, pakaian
adat yang mereka kenakan sungguh indah. Baik yang dipakai laki-laki maupun
perempuan,”
Interview
(Presenter)
“Nah, kalau, saya pengen tau nih, ada
motif atau warna khusus yang bener-bener ini khas banget hanya Tetun yang
punya, ada nggak sih yang menggambarkan itu?”
(Narasumber)
“Oh iya, ini yang paling khas itu ya
ini, motif Likur ini. Iya, si tanduk ini. Hanya di Tetun tapi kursusnya di
Lidak. Kalo Kemak dia punya beda, semua punya kain tenun sama tapi dia
motifnya beda. Kalo di Lidak dia punya motif asli yang ini,”
|
16. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot tanaman-tanaman herbal
diatas sebuah meja.
- Close Up beberapa tanaman herbal.
- Long Shot presenter yang sedang
mewawancarai narasumber.
- Close Up tanaman herbal.
- Medium Close Up presenter yang
sedang bertanya.
- Medium Shot presenter dengan
narasumber yang sedang menjelaskan sebuah tanaman.
- Close Up tangan presenter,
narasumber, dan asistennya yang sedang mempraktekkan cara minum tanaman
tersebut.
- Low Angle Shot memperlihatkan
mereka bertiga sedang memasak tanaman.
- Medium Close Up narasumber.
- Close Up tanaman yang sedang
dimasak didalam panci.
- Long Shot presenter, narasumber,
dan asistennya yang sedang menyaring obat.
- Long Shot presenter, narasumber,
dan asistennya. Narasumber sedang memberi petunjuk cara minum serta
penjelasannya kepada presenter.
Presenter : Dheayu Jihan, Produser
Lapangan CNN Indonesia.
Narasumber : Gaudensia Belak,
Makdok/Tabib Ai Tahan.
|
Music
Instrumental Song.
VO
“Tradisi lain yang masih kuat
dilestarikan etnis ini adalah tradisi Ai Tahan atau pengobatan menggunakan
tanaman herbal yang ada di hutan,”
Script
(Narasumber)
“Karena di suku Tetun Lidak ini, di
Berkase khusunya Berkase ini. Kami pake obat-obat yang seperti ini yang namanya
Ai Tahan,”
(Reporter)
“Hmm, ini diambilnya dari?”
(Narasumber)
“Dari hutan,”
(Reporter)
“Dari hutan langsung gitu ya. Nah, mama,
ini saya sekarang kebetulan sedang tidak enak tenggorokan. Ada tidak sih
obat yang bisa untuk menyembuhkan apa
ya, batuk-batuk sepertinya mah. Ada tidak?’
(Narasumber)
“Ada,”
(Reporter)
“Ah, apa ini?”
(Narasumber)
“Ini yang seperti ini,”
(Reporter)
“Tanaman apa ini mama?” (Narasumber)
“Ini tanaman mahkota. Bunga mahkota.
Cara minumnya kita petik buahnya seperti buah aslinya seperti ini. Kita
potong diiris langsung jemur, jemur
habis itu kering seperti ini kita
rebus. Kita sudah rebus, langsung kita timbang , disaring dulu. Disaring, nah
masukkan disini kasih dingin,”
(Reporter)
“Ini diminum udah bisa?”
(Narasumber)
“Ya, tapi kan ini masih anget sekali.
Kalau sudah dingin langsung kita
minum. Untuk menghilangkan tenggorokan yang sakit, rasa badan tidak enak,
atau kaki semut-semutan inilah yang kita pakai selama ini. Bunga mahkota,”
|
17. Bumper
|
Music
Musik khusus bumper program Inside
Indonesia.
|
18. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot masyarakat yang sedang
menari.
- Medium Shot masyarakat yang sedang
menari.
- Medium Shot narasumber yang sedang
menjelaskan tari Tlai.
- Long Shot warga yang sedang menari tarian
Tlai.
- Medium Shot warga yang sedang
menari Tlai.
- Medium Shot narasumber yang sedang
menjelaskan tari Tlai.
- Long Shot warga yang sedang
melakukan tarian Tlai.
- High Angle Shot warga yang sedang
melingkar menari Tlai.
- Long Shot warga yang sedang menari memutar
dalam formasi melingkar.
- Close Up gerakan kaki penari.
- Very Long Shot warga yang sedang
melakukan tarian Tlai.
- Low Angle Shot warga yang sedang
melakukan tarian Tlai.
- High Angle Shot warga yang sedang
dalam formasi melingkar menari Tlai.
Narasumber : Stefanus Lau Loe, Penari
Tlai.
|
Backsound
Lagu tradisional Atambua.
Script
(Narasumber)
“Makna tari Tlai itu menceritakan sebuah
pertandingan yang memperebutkan seorang laki-laki. Antara dua orang wanita.
Total menarinya itu yang intinya itu dua orang tapi yang menarinya itu
istilahnya mengantar. Yang mengantar itu bisa lima atau sampai enam orang.
Dan dari pihak laki-laki dengan pihak perempuan. Biasa dipertunjukkan pada saat seperti ini, Haaluah,”
VO
“Tari Tlai menjadi salah satu seni
tradisi kebanggaan etnis Kemak. Tarian yang sangat hikmat ini hanya
dipertontonkan ketika upacara ritual Haaluha Digar,”
Music
Lagu tradisional suku Kemak
VO
“Dalam tradisi etnis Kemak, beberapa
tarian juga identik dengan tari yang ada di etnis Tetun. Seperti tarian Likurai,
di Kemak disebut dengan Paradudubau. Sementara tari Tebetbot disebut dengan
Te,”
|
19. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot memperlihatkan
pemandangan Atambua.
- Long Shot beberpa warga memegang
kain tenun.
- Close Up tangan salah satu warga yang
sedang memproses kain.
- Long Shot presenter dan salah satu
warga yang sedang memegang kain.
- Close Up tangan warga yang sedang
menunjuk kain, menjelaskan motifnya.
- High Angle Shot warga yang sedang
membuat kain.
- Long Shot warga yang sedang membuat
kain.
- Close Up kain.
- Medium Close Up salaha satu warga
yang sedang menenun.
- Long Shot presenter yang sedang
mewawancarai narasumber.
- Medium Close Up narasumber menjawab
pertanyaan.
- Long Shot memperlihatkan warga
sedang membuat warna untuk kain.
- Close Up tangan warga yang sedang
memproses tanaman untuk warna.
- Long Shot memperlihatkan warga
sedang membuat warna untuk kain.
- Long Shot warga yang sedang
memproses tanaman tersebut di sebuah baki.
- Medium Close Up narasumber menjawab
pertanyaan.
- Long Shot presenter yang sedang mewawancarai
narasumber.
- Medium Close Up narasumber menjawab
pertanyaan.
- Long Shot presenter yang sedang
mewawancarai narasumber.
- Medium Close Up narasumber menjawab
pertanyaan.
- Medium Shot memperlihatkan
presenter yang sedang mencoba menenun.
- Low Angle Shot memperlihatkan
presenter yang sedang mencoba menenun.
- Medium Close Up memperlihatkan
ekspresi presenter.
- Long Shot memperlihatkan presenter
dengan warga yang sedang menenun.
- Kamera menyorot kain yang dipegang
oleh beberapa warga.
Presenter : Dheayu Jihan, Produser
Lapangan CNN Indonesia.
Narasumber : Mama Regina, Penenun Desa
Sadi.
|
Backsound
Instrumental Song
VO
“Selain seni tari, Kemak juga terkenal
dengan kain tenunnya. Keunggulannya adalah sumber pewarna kain yang masih alami.
Seperti kain tenun yang dihasilkan oleh kelompok Tenun Melati yang digawangi
oleh Mama Regina. Di Desa Sadi, Dusun Poba. Setiap anak gadis disini
diwajibkan bisa menenun. Karena kemampuan menenun menjadi tolak ukur kesiapan
menikah dalam adat etnis Kemak,”
Script
(Reporter)
“Kalo di Poba ini katanya memang
terkenal tenunnya itu menggunakan pewarna alami, betul?”
(Narasumber)
“Iya, iya, betul,”
(Reporter)
“Ada warna apa saja dan itu bahannya
dari apa sih mah?”
(Narasumber)
“Iya, warna semua itu warna merah,
kuning, hijau, biru. Itu semua didapat hitam,”
(Reporter)
“Itu semuanya mengambil dari sekitar?”
(Narasumber)
“Sekitar Puba sini saja,”
(Reporter)
“Begitu ya ma. Kalau untuk waktunya
sendiri ma, untuk membuat satu kain tenun itu membutuhkan berapa lama?”
(Narasumber)
“Satu minggu,”
(Reporter)
“Satu minggu itu untuk apa?”
(Narasumber)
“Itu untuk tenunnya saja, kalau untuk
proses ini dia lamanya harus dua minggu baru habis,”
(Reporter)
“Harus dua minggu tuh dari awal?”
(Narasumber)
“Dari awal ini proses mengikat, ikat bermotif.
Baru dicelup ke lumpur, habis itu baru kerja untuk lolo. Lolo habis
bertenun,”
(Reporter)
“Kalo untuk proses dari awal sampe akhir
itu, itu bisa dikerjakan satu orang atau harus bergiliran atau bagaimana?”
(Narasumber)
“Satu orang bisa,”
(Reporter)
“Tapi baiknya bagaimana?”
(Narasumber)
“Baiknya harus kelompok. Karena
prosesnya harus banyak orang baru bisa jalan kerjaan itu,”
VO
“Kain-kain ini biasa digunakan dalam
acara-acara adat. Proses panjang dibalik keindahan setiap lembarnya membuat
harga kain ini relatif tinggi. Dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Namun,
sangat sebanding dengan hasil akhirnya yang begitu cantik,”
|
20. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot memperlihatkan
pemandangan alam Atambua.
- Long Shot memperlihatkan warga sedang
berkumpul.
- Close Up salah satu kegiatan warga.
- Long Shot presenter sedang menonton
tradisi dengan warga.
- Medium Close Up memperlihatkan
ekspresi presenter.
- Long Shot presenter sedang menonton
tradisi dengan warga.
- Medium Close Up warga yang sedang
melakukan tradisi.
- Long Shot warga sedang melakukan
tradisi.
- Medium Shot narasumber.
- Long Shot warga sedang melakukan
tradisi.
- Close Up sirih pinang.
- Long Shot warga sedang membuat
sirih pinang.
- Medium Shot warga sedang melakukan
tradisi.
- Medium Shot narasumber.
- Long Shot warga sedang melakukan
tradisi.
- Close Up tangan salah satu warga.
- Medium Shot warga sedang memegang
organ dalam hewan.
- Medium Close Up wajah salah satu
warga.
- Long Shot warga sedang memegang
organ dalam hewan.
- Low Angle Shot pada pepohonan disana.
- Long Shot warga sedang melakukan
tradisi.
- Close Up hewan yang akan
disembelih.
- Long Shot warga sedang melakukan
tradisi.
- Close Up organ dalam hewan yang
sedang dipegang warga.
- Medium Shot narasumber sedang
menjelaskan arti sambil memegang organ dalam hewan.
- Medium Shot memperlihatkan warga
lain yang menonton tradisi.
- Low Angle Shot memperlihatkan warga
sedang memasak daging hewan.
- Close Up masakan dalam panci.
- Long Shot pemandangan alam yang
mulai menuju malam.
Narasumber 1 : Andreas Lau Mali, Anak Suku
Kemak.
Narasumber 2 : Agustinus Hale Talo,
Pendamping Ketua Suku Kemak.
|
Backsound
Instrumental Song.
VO
“Berkunjung ke desa Sadi dimana etnis
Kemak hidup dengan rukun, tentram, dan bahagia. Disini pulalah ragam tradisi
masih tumbuh subur. Tradisi Haaluha salah satunya. Tradisi Haaluha, dalam
etnis Kemak berarti meminta berkat kepada arwah leluhur . Ritual dalam
tradisi ini diawali dengan penyembelihan kurban berupa babi dan ayam,”
Script
(Narasumber 1)
“Langkah awalnya, apa hewan itu
dikurbankan di depan pintu rumah adat. Yang istilah disini bilang Maatadahatu
salmuta. Jadi pada saat proses itu hewan tidak langsung disembelih. Masih ada
proses pertama yaitu bikin sirih pinang. Dan sirih pinang yang ditaro itu
jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah anggota suku laki-laki yang ada disini
dan anggota suku perempuan yang sudah berkeluarga. Jadi dari pihak yang
laki-laki dia bisa membawa ayam bisa membawa babi. Tetapi kalo yang perempuan
yang sudah berkeluarga itu mereka hanya bawa ayam, bawa sapi atau sari pinang,”
VO
“Setiap babi dan ayam yang dibawa ini
nantinya akan diambil organ dalamnya. Seperti usus untuk diramal, dan membaca
nasib sang empunya hewan. Gambaran usus merepresentasikan kehidupan
selanjutnya si pembawa hewan kurban. Ritual pun dilanjutkan di tempat
persemayaman atau kuburan yang disebut dengan Hulahitu. Disini ritual yang
dilakukan masih sama, yakni pembelihan hewan dan pembacaan nasib.
Script
(Narasumber 2)
“Ini namanya hilbula, liat urat. Dari
urat ini menandakan bahwa ini baik. Ini bersih, terus ini juga tertutup
rapat. Jadi ini menandakan bahwa bagus. Rejekinya bagus, tidak kena sakit,”
Backsound
Instrumental Song
VO
“Puluhan hewan yang sudah disembelih
selanjutnya dimasak bersama-sama oleh warga. Daging yang sudah matang akan
dimakan bersama dengan anggota suku lain,”
|
21.
LOC
EXT. Atambua, NTT.
Malam
- Medium Close Up salah satu waga
sedang mengatur lampu.
- Long Shot kegiatan warga.
- Medium Shot salah satu warga sedang
membawakan makanan.
- Long Shot warga sedang makan
bersama.
- Medium Shot presenter sedang makan.
- Long Shot presenter makan bersama
warga.
- Medium Shot presenter menjelaskan
kegiatan.
- Long Shot presenter makan bersama
warga.
- Medium Shot beberapa warga.
- Long Shot presenter makan bersama
warga.
- Medium Shot ketua suku.
- Medium Shot ketua suku sedang
memberikan berkat.
- Medium Close Up warga yang
diberikan berkat dan ketua suku secara bergantian.
- Close Up ketua suku memberikan
berkat.
Presenter : Dheayu Jihan, Produser
Lapangan CNN Indonesia.
|
Music
Instrumental Song
VO
“Nah, sekarang ini waktu yang saya
tunggu-tunggu. Bisa duduk bersama dengan warga Suku Kemak setelah menikmati
keramahan dan keterbukaan mereka terhadap para pendatang. Satu persatu piring
diputar. Daging dan nasi yang sudah disiapkan pun dibagikan. Wah, tidak sabar
rasanya,”
Script
(Presenter)
“Salah satu bagian rangkaian dari
tradisi Haaluha ini adalah makan bersama dengan makanan yang sudah
dihidangkan disini. Atau dalam bahasa etnis Kemaknya disebut dengan Seka. Disini
saya merasakan betapa persaudaraan dan juga kekeluargaan etnis ini begitu
terasa erat. Tapi setelah makan ini masih ada satu lagi prosesi sebagai
penutup dari rangkaian Haaluha adalah prosesi Kaba, atau pemberian berkat,”
Music
Instrumental Song
VO
“Proses Haalhuha yang panjang di hari
ini ditutup dengan ritual Kaba atau pemberian berkat. Disiini warga akan
bergiliran meminta berkat dari ketua suku,”
|
22. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Medium Shot narasumber menjelaskan
tradisi.
Narasumber : Andreas Lau Mali, Anak Suku
Kemak.
|
Script
(Narasumber)
“Setelah makan masih ada ritual penutup
yang jadi inti. Artinya terima berkat. Atau istilah disini bilang Kaba. Dan
setelah semua sudah makan habis, nanti dari ketua adat sini nanti dia bikin
sirpinan. Itu semua anggota suku yang hari ini hadir kita semua pergi kesana menghadap
satu-satu untuk terima berkat dalam bentuk Kaba. Nanti Kabanya bisa di leher,
bisa di tangan atau di kepala. Laki-laki dan perempuan semua. Jadi untuk
terima berkat itu semua anggota keluarga. Bahkan kalopun misalnya ada anggota
keluarga yang datang tapi dia punya anaknya sekolah itupun harus disebutkan
dan dititipkan lewat orang tuanya,”
|
23. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Malam
- Medium Shot ketua suku dan warga
yang sedang diberkati.
- Medium Close Up warga yang sedang
diolesi sirih pinang.
|
Backsound
Instrumental Song
VO
“Ketua suku akan mengoleskan sirih
pinang ke bawah leher dan atas kepala. Nilai luhur yang diyakini ialah setiap
hal yang ada di kepala harus berasal dari hati,”
|
Credit
|
Lagu tradisional Atambua.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar