Senin, 16 Desember 2019

UAS HUMAN INTEREST

File : UAS (SEMESTER 1)

Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia

Nama : Ghaniya Alifa Chairani

NPM : 210104190037

Kelas : B / Manajemen Produksi Media

Isi :


Frozen II : Salah Satu Film Arahan Perempuan yang Mendapatkan Nominasi dalam Golden Globe Awards





Disney baru saja merilis film sekuel dari Frozen (2013) pada 20 November 2019 kemarin. Sekuel yang diberi judul “Frozen II” ini berhasil mendapatkan US$ 1 miliar dan menjadi film terlaris kedelapan tertinggi pada tahun ini, menyusul film-film Disney lainnya seperti Aladdin, Toy Story 4, Captain Marvel, The Lion King, dan Avengers : Endgame. Capaian Frozen II ini juga menambah rekor perolehan Disney. Pada awal desember kemarin, Disney resmi menjadi studio pertama yang mendapatkan pendapatan sebesar US$10 miliar atau setara dengan Rp140 trilliun dari seluruh dunia.

Menurut data Box Office Mojo, Frozen II berhasil meraup pendapatan sebesar US$13,1 Juta atau setara dengan Rp183 miliar di Indonesia. Sementara negara dengan penyumbang pendapatan Frozen II tertinggi dari pasar internasional adalah China, dengan jumlah US$111,5 Juta. Lalu disusul dengan Korea Selatan, US$85,4 Juta, dan Jepang US$67,3 Juta. Frozen II juga mencetak rekor untuk film animasi yang tayang diluar musim panas dengan US$130,2 Juta dan menjadi film nomor satu di box office dalam negeri dan seluruh dunia selama tiga pekan pertama tayang.

Film yang disutradarai oleh Jennifer Lee dan Chris Buck ini berhasil mendapatkan delapan nominasi pada 47th Annie Awards dan dua nominasi pada Golden Globe Awards, yaitu untuk kategori Best Animated Film dan Best Original Song “Into The Unknown”. Pencapaian ini menjadikan Frozen II sebagai satu dari tiga film yang diarahkan oleh perempuan yang mendapatkan nominasi dalam ajang yang diselenggarakan oleh Hollywood Foreign Press Association (HFPA) ini.

“Luar biasa untuk bisa mendapatkan nominasi. Kami senang untuk seluruh kru dalam film,” ujar Chris Buck.

“Saya sangat menantikan hari dimana saya tidak mendengar kata 'pertama' atau 'hanya' lagi. Disney memiliki lebih banyak wanita untuk mengarahkan peran daripada studio lainnya,” ujar Jennifer Lee ketika ditanya tanggapannya mengenai Frozen II yang menjadi satu dari tiga film arahan perempuan yang mendapatkan nominasi.

Frozen II melanjutkan kisah dari film pendahulunya dan berlatar tiga tahun setelah Frozen. Mengisahkan tentang Elsa (Idina Menzel) dan Anna (Kristen Bell) yang berpetualang untuk mencari tahu kebenaran dari masa lalu dan misteri mengapa Elsa lahir dengan kekuatan magis. Dalam petualangannya, mereka dibantu oleh Kristoff (Jonathan Groff) dan Olaf (Josh Gad). Film ini juga menyajikan nuansa yang berbeda dari film pertamanya. Kali ini mengambil latar musim gugur yang lebih berwarna dan melambangkan perubahan. Desain karakter dalam film sekuel ini juga dibuat terlihat lebih dewasa dan lagu-lagu dalam filmnya tidak kalah populer dari film pertamanya.


Sumber :


TUGAS 8

File : Tugas 8

Mata Kuliah : Dasar Penulisan Multimedia

Nama : Ghaniya Alifa Chairani

NPM : 210104190037

Kelas : B / Manajemen Produksi Media

Isi :


TRANSKRIP PROGRAM BERITA


Judul Program : CNN Indonesia : Inside Indonesia
Kategori : Budaya
Presenter : Dheayu Jihan
Durasi : 25 menit 49 detik
Jam Tayang : Sabtu dan Minggu pukul 14.00 WIB – 14.30 WIB
Link Video : https://youtu.be/A2U90cO8RoE


VISUAL
AUDIO
    1. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot dari pemandangan alam di Atambua. Memperlihatkan hamparan gunung.

EXT. Desa di Atambua.
Siang
-  High Angle Shot menyorot masyarakat yang sedang menari tarian tradisional Atambua.
- Long Shot tarian tradisional masyarakat Atambua.
- Medium Shot kegiatan masyarakat di desa tersebut.

Backsound
Lagu tradisional Atambua.

VO
“Warna-warni budaya nusantara membentang luas sepanjang cakrawala. Saatnya menilik cantik keelokan tradisi yang ada di tanah perbatasan Atambua. Begitu mengesankan mempelajari keunikan budaya dua etnis saudara Tetun dan Kemak,”
    2. Bumper
Music
Musik khusus bumper program Inside Indonesia.
    3. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Sore
- Very Long Shot memperlihatkan kondisi alam Atambua di sore hari.
- Medium Shot memperlihatkan presenter sedang berjalan menuju Atambua.
- Close Up menyorot gapura kota Atambua.
Music
Instrumental song.
    4. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Medium Shot menyorot narasumber yang duduk depan kamera.
- Long Shot kegiatan masyarakat Atambua.
- Low Angle Shot beberapa penari tarian tradisional Atambua.
- Long Shot tarian tradisional Atambua dan tarian tradisional oleh anak-anak Atambua.
Narasumber : Pius Fahik, Budayawan Belu.
Backsound
Instrumental song.

Script
“Sesungguhnya, sejak adanya peradaban manusia di tanah timur ini, itu mereka itu sudah ada hubungan, kekerabatan. Yang mana dituturkan oleh para penutur bahwa ada beberapa etnis atau suku, yaitu Tetun, Puna, Kemak. Mereka ini sebenarnya bersaudara. Ketika sudah ada peradaban manusia, mereka-mereke ini dibagi, dibagi ke wilayah masing-masing. Kemudian pergi dan menetap disana dan menyebarluaskan etnisnya masing-masing,”
    5. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
Very Long Shot memperlihatkan pemandangan alam dan desa Atambua.
Music
Lagu tradisional Atambua.
    6. LOC :
EXT. Peta dunia – Globe
Siang
Animasi yang menunjukkan lokasi Atambua dari globe.
Backsound
Lagu tradisional Atambua.

VO
“Kabupaten Belu terletak di sudut timur Provinsi NTT. Beribu kota di Atambua, kabupaten ini tersohor sebagai kota perbatasan. Ya, batas negara Republik Indonesia dengan negara tetangga Timur Leste. Terletak di desa Motaain, atau sekitar 21 kilometer dari pusat kota Atambua,”
    7. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot memperlihatkan pemandangan alam Atambua.
- High Angle Shot memperlihatkan pemandangan alam dan desa Atambua dari atas.
- Long Shot memperlihatkan kegiatan sehari-hari masyarakat etnis Tetun dan Kemak.
- Medium Close Up memperlihatkan presenter yang sedang melihat kegiatan masyarakat.
- Medium Shot memperlihatkan kegiatan masyarakat desa.
Music
Instrumental song.

VO
“Di tanah Belu, hiduplah empat etnis besar. Yaitu Tetun, Bunak, Kemak, dan Dawan. Keempat etnis ini terbagi berdasarkan bahasanya. Etnis dengan jumlah penganut terbesar, yakni etnis Tetun. Kali ini kita akan mengenal lebih dekat pesona tradisi etnis Tetun dan etnis Kemak. Jika Tetun merupakan etnis mayoritas wilayah di tanah Belu, Kemak mendiami wilayah kecamatan Tasifeto Timur. Dari bagian Desa Sadi dan sebagian di wilayah Kakuluk Mesak,”
    8. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
Medium Shot menyorot beberapa warga yang berbicara pada kamera.
Narasumber
Backsound
Instrumental Song.

Script
(Narasumber)
“Kami warga Desa Tukuneno, etnis Tetun”.
“Kami warga Desa Sadi, etnis Kemak”.
“Kami warga Desa Sadi, etnis Kemak,”
    9. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot memperlihatkan warga-warga kampung adat Uma Metan.
- Close Up memperlihatkan baju adat secara dekat.
- Medium Shot memperlihatkan beberapa warga.
- Medium Shot memperlihatkan tamu yang disambut oleh warga.
-   Long Shot memperlihatkan tarian Likurai.
-   Close Up tanaman sirih pinang.
Music : Instrumental song.

VO
“Menjelajahi kisah dan tradisi etnis Tetun saya pun berkunjung ke kampung adat Uma Metan di dusun Berkase, Desa Tukuneno. Dalam budaya etis sini setiap tamu yang datang akan disambut dengan pemberian selendang tenun , sekaligus dihibur dengan tarian Likurai penyambutan. Wah, ternyata tarian ini begitu menakjubkan. Irama musik dan gerakannya saling berkesinambungan nan elok. Setelah disambut dengan tarian, masih ada pemberian sirih pinang sebagai tanda ikatan persaudaraan. Tanaman sirih pinang dan kapur yang dimakan oleh tamu menjadi penanda bahwa kehadiran mereka sudah diterima sebagai bagian dari etnis Tetun. Baik etnis Tetun maupun Kemak memiliki keramahannya masing-masing. Kedua etnis ini memang identik satu dengan lainnya, baik dari kehidupan sosial, hingga tradisi yang dimiliki,”
    10. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
-      Medium Shot memperlihatkan narasumber.
-    Long Shot memperlihatkan tradisi Etnis Kemak dan Etnis Tetun.
-  Medium Shot memperlihatkan wajah beberapa warga.
-  Medium Shot memperlihatkan gapura kampung Uma Metan.
Narasumber : Pius Fahik, Budayawan Belu.
Script
(Narasumber)
“Ketika mereka dateng disini, setelah tiba disini, wilayah yang mereka dapet dari raja Umat Lara, dari Loro belum begitu luas. Dalam perjalanan akhirnya terjadi kawin maling antara etnis Kemak yang baru datang dari Timor Leste, ada perkawinan dengan etnis Tetun yang ada di Lareng,”

Backsound : Musik tradisional Atambua.

VO
“Ikatan persaudaraan yang ada antara dua etnis inlah yang menjadi alasan atas kemiripan budaya keduanya,”
    11. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot rumah adat Uma Metan Lidak
- Long Shot presenter dan narasumber berjalan menuju rumah adat.
- Medium Shot memperlihatkan percakapan presenter dengan narasumber.
- Menyorot bagian-bagian rumah adat, mulai dari atap hingga ke ruangan-ruangannya.
- Long Shot memperlihatkan presenter dan narasumber memasuki rumah adat dengan menunduk.
Narasumber : Niko Demusbesin, Ketua Lembaga Adat Lidak
Presenter : Dheayu  Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia
Music : Instrumental Song.

VO
“Kali ini saya berkesempatan untuk menjejajk rumah adat suku Tetun, yakni rumah adat Uma Metan Lidak yang ada di Dusun Berkase, Desa Tukuneno,”

Script
(Narasumber)
“Uma Metan disitu itu Uma Metan Lidak Manoaman Tukuneno, artinya dia ini Uma Metan Lidak ini ada punya simbol yang lain itu gunung. Mano aman itu, mano itu ayam, aman itu jantan, jadi ayam jantan. Kemudian tukuneno itu asal bahasanya itu tuk, tok, neno. Artinya tempat raja duduk. Dari leluhur itu buat yang kita duduk itu dari kayu semua. Kemudian rumah ini satu atap. Satu atap ini dia melambangkan di Lidak ini walaupun berbeda orangnya, ataupun pendatang, tapi dalam kehidupan sehari-hari keakraban dalam pergaulannya itu biasa. Kemudian satu atap ini melambangkan bhinneka tunggal ika, pancasila sila yang ke-3 persatuan Indonesia,”

(Reporter)
“Baik. Nah, Pak Niko, kemudian saya juga penasaran nih. Untuk bisa masuk ke rumah adat disini tadi saya harus menunduk begitu untuk bisa naik ke dalam rumah adat ini,”

(Narasumber)
“Iya. Ini begini. Jadi istilahnya kalau rata-rata disini sebelum kita masuk kesini kita harus nunduk, artinya kita menghormati Nenek laki-laki maupun Nenek perempuan atau leluhur yang ada di dalam sini. Walaupun dia tidak ada tapi kita menghargai, menghormati dia. Di bangunan ini tubuhnya, raganya sudah tidak ada tapi arwahnya masih ada di dalam sini,”
    12. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot barang yang ada di dalam rumah.
- Long Shot presenter dan narasumber melihat dalam rumah adat.
-    Medium Close Up salah satu anggota suku.
-    Low Angle Shot anggota suku dan presenter.
-  Long Shot presenter berjalan dengan latar rumah adat.
-    Long Shot presenter menyalami narasumber.
- Long Shot presenter dan narasumber memasuki rumah adat.
-    Medium Close Up narasumber.
-    Medium Shot presenter dan narasumber.
- Long Shot bagian dalam rumah dan penghuninya.
-    Medium Shot narasumber.
-    Close Up jagung yang digantung.
-    Long Shot presenter dan narasumber.
-    Close Up tanduk kambing yang digantung.
-    Medium Close Up narasumber.
-  Long Shot anak-anak desa menari tarian tradisional.
-  Medium Shot presenter yang ikut menari bersama warga.
-   High Angle Shot warga desa yang sedang menari melingkar.
Narasumber : Basilus Haletalo, Tetua Adat Suku Datotelu.
Presenter : Dheayu  Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia

Music
Instrumental Song

VO
“Saya begitu terkesan dengan kisah yang tersimpan di dalam rumah ini. Seluruh anggota suku yang ada pun amat menghargai setiap aturan-aturan yang dibuat. Ya, rumah adat ini menjadi satu dari sekian banyak peninggalan yang terus terjaga. Sama seperti etnis Tetun, etnis Kemak juga rumah adatnya sendiri. Disini saya beruntung bisa melihat secara langsung keunikannya,”

Script
(Narasumber)
“Rumah adat ini kita adalah suku besarnya, suku Datotelu. Kemudian rumah adat ini adalah rumah adat Beribu. Beribu yang tadi saya jelaskan bahwa di dalamnya itu ada 70 Kakak dan kemudian ada 279 jiwa. Yang punya atap itu kita istilah disini bekerja dengan bergotong royong sesuai dengan tradisi adat yang berlaku. Kemudian sampai peresmian, sampai dia peresmian itu segala sesuatu yang kita anggap itu bahwa itu pamali, saat peresmian itu perlahan-lahan kita untuk tidak masuk. Kalau saat musim tanam dan tidak panen saat itu kita panen kita akan melaksanakan salah satu kegiatan yang disebut milsene. Milsene itu buktinya kita gantung-gantung jagung seperti itu. Itu bukti daripada anak-anak perempuan kita yang sudah keluar, dan saat peresmian rumah ini mereka dibeban untuk mereka perorang itu wajib membawa kambing seperti ini. Dan sebagian besarnya kita gantung seperti ini. Katakanlah saya punya istri, saya bawa dari suku lain masuk. Dari dia suku tersebut itu dia menitipkan seekor babi, dan babi tersebut datang kita bunuh dan rahangnya kita gantung disitu. Dan ini rahang yang ini jumlah perempuan yang masuk ke suku ini,”

Backsound
Lagu tradisional Atambua.

VO
“Meski nampak berbeda, satu kesamaan yang dimiliki kedua etnis ini ialah keramah-tamahan. Kepada siapapun mereka selalu melempar senyum. Kerendahan hati mereka semakin membuat saya kagum,”
    13. Bumper

Music
Musik khusus bumper program Inside Indonesia.

    14. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- High Angle Shot warga desa yang sedang menari melingkar.
- Long Shot warga sedang menari sambil memukul gendang.
-  Long Shot warga laki-laki yang menari dalam formasi setengah lingkaran.
- Medium Shot beberapa warga yang sedang menari.
- Long Shot warga laki-laki yang melingkar menarikan tarian Tebetbot.
- Medium Shot mengitari beberapa penari.
- Low Angle Shot beberapa penari.
- Close Up gerakan kaki penari.
- Medium Shot narasumber yang sedang duduk.
-  Low Angle Shot penari laki-laki Tebetbot.
-  Low Angle Shot penari perempuan Tebetbot.
 Long Shot memperlihatkan tarian Tebetbot.
- Medium Shot narasumber yang sedang duduk.
- Long Shot presenter yang ikut menari sambil memukul gendang dengan warga, kamera zoom in menuju presenter.
- Medium Shot presenter yang menari Likurai.
- Long Shot warga-warga dan presenter yang sedang menari Likurai, kamera berputar mengitari warga.
- Close Up tangan penari yang sedang memukul gendang.
- Long Shot warga perempuan menari sambil memukul gendang.
- Medium Shot warga perempuan menari sambil memukul gendang.
-  Medium Shot narasumber yang sedang duduk.
- Medium Shot memperlihatkan presenter menari.

Narasumber : Maria Bernadete, Anak Suku Tetun.
Backsound
Lagu adat tradisional Atambua.

VO
“Etnis Tetun sebagai etnis tertua di tanah Belu  memiliki beragam tradisi dan budaya. Setiap tradisi diyakini merupakan peninggalan nenek moyang mereka yang memiliki nilai-nilai luhur. Salah satunya adalah kesenian tari. Likurai dan Tebetbot menjadi tarian khas etnis Tetun. Dua jenis tari ini melekat erat dengan kisah leluhur dan sejarah etnis Tetun. Dalam beragam acara, Likurai dan Tebetbot selalu tak pernah luput ditarikan. Tebetbot sendiri identik dengan tari bersama yang formasinya membentuk lingkaran. Dengan laki-laki di lingkaran, sementara perempuan berada di lingkaran luar,”

Script
(Narasumber)
“Semua induk dari Tebe, orang Belu. Aslinya dari Lidat. Kerajaan Lidat di daerah kami. Pada acara-acara , peristiwa menerima pejabat -pejabat, acara rumah adat. Ini penyambutan, kegembiraan. Laki-laki, perempuan campur. Laki-laki di dalam, perempuan di pinggir. Itu maksudnya supaya menyanyinya lagunya bersaut-saut. Pantunnya,”

VO
“Tak hanya Tebe, Likurai juga menjadi tarian wajib yang ditampilkan dalam beragam acara seperti menjemput tamu hingga merayakan kemenangan perang. Tarian ini identik dengan alat musik pengiringnya, yaitu gendang yang dalam bahasa setempat disebut dengann Tihar. Tihar sendiri terbuat dari kulit binatang seperti kucing atau kambing,”

Script
(Narasumber)
“Likurai juga menari, orang Belu. Tapi beda. Bedanya kalau orang utara cepat, keras, semangat. Kalau orang Melaka halus, gendangnya beda. Kalau utara kecil, macem tadi. Kalo Kabupaten Melaka yang sudah pisah dari Belu, mereka besar. Mereka lunglainya halus, kalau kami sedikit kasar. Karena bukit ya, keras,”
    15. LOC
EXT. Atambua, NTT
Siang
- Medium Shot memperlihatkan dua warga sedang memakai pakaian adat, angle kamera dari bawah perlahan-lahan naik keatas.
- Close Up kalung yang dipakai perempuan yang memakai baju adat.
- Close Up hiasan kepala yang dipakai laki-laki yang memakai baju adat.
- Medium Close Up kedua pemakai baju adat.
- Medium Shot kedua pemakai baju adat, kamera berputar mengitari mereka.
- Long Shot kedua pemakai pakaian adat.
- Close Up bagian dada baju pakaian adat.
- Medium Shot memperlihatkan dua warga sedang memakai pakaian adat, angle kamera dari bawah perlahan-lahan naik keatas.
- Medium Shot presenter yang sedang mewawancarai kedua pemakai pakaian adat, angle kamera turun menuju bagian bawah pakaian, menunjukkan motif khas Tetun.
- Long Shot kedua pemakai pakaian adat.

Presenter : Dheayu Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia.
Narasumber : Tonche, Warga Etnis Tetun.
Music
Instrumental Song.

VO
“Tak hanya rumah adat, Tetun juga memiliki pakaian khas yang biasa digunakan lengkap pada upacara atau ritual adat tertentu. Bagi saya, yang baru berkunjung ke tanah Timor ini, pakaian adat yang mereka kenakan sungguh indah. Baik yang dipakai laki-laki maupun perempuan,”

Interview
(Presenter)
“Nah, kalau, saya pengen tau nih, ada motif atau warna khusus yang bener-bener ini khas banget hanya Tetun yang punya, ada nggak sih yang menggambarkan itu?”

(Narasumber)
“Oh iya, ini yang paling khas itu ya ini, motif Likur ini. Iya, si tanduk ini. Hanya di Tetun tapi kursusnya di Lidak. Kalo Kemak dia punya beda, semua punya kain tenun sama tapi dia motifnya beda. Kalo di Lidak dia punya motif asli yang ini,”
    16. LOC :
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot tanaman-tanaman herbal diatas sebuah meja.
- Close Up beberapa tanaman herbal.
- Long Shot presenter yang sedang mewawancarai narasumber.
- Close Up tanaman herbal.
- Medium Close Up presenter yang sedang bertanya.
- Medium Shot presenter dengan narasumber yang sedang menjelaskan sebuah tanaman.
- Close Up tangan presenter, narasumber, dan asistennya yang sedang mempraktekkan cara minum tanaman tersebut.
- Low Angle Shot memperlihatkan mereka bertiga sedang memasak tanaman.
- Medium Close Up narasumber.
- Close Up tanaman yang sedang dimasak didalam panci.
- Long Shot presenter, narasumber, dan asistennya yang sedang menyaring obat.
- Long Shot presenter, narasumber, dan asistennya. Narasumber sedang memberi petunjuk cara minum serta penjelasannya kepada presenter.

Presenter : Dheayu Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia.
Narasumber : Gaudensia Belak, Makdok/Tabib Ai Tahan.
Music
Instrumental Song.

VO
“Tradisi lain yang masih kuat dilestarikan etnis ini adalah tradisi Ai Tahan atau pengobatan menggunakan tanaman herbal yang ada di hutan,”

Script
(Narasumber)
“Karena di suku Tetun Lidak ini, di Berkase khusunya Berkase ini. Kami pake obat-obat yang seperti ini yang namanya Ai Tahan,”

(Reporter)
“Hmm, ini diambilnya dari?”

(Narasumber)
“Dari hutan,”

(Reporter)
“Dari hutan langsung gitu ya. Nah, mama, ini saya sekarang kebetulan sedang tidak enak tenggorokan. Ada tidak sih obat  yang bisa untuk menyembuhkan apa ya, batuk-batuk sepertinya mah. Ada tidak?’

(Narasumber)
“Ada,”

(Reporter)
“Ah, apa ini?”

(Narasumber)
“Ini yang seperti ini,”

(Reporter)
“Tanaman apa ini mama?”

(Narasumber)
“Ini tanaman mahkota. Bunga mahkota. Cara minumnya kita petik buahnya seperti buah aslinya seperti ini. Kita potong diiris langsung  jemur, jemur habis itu kering seperti ini  kita rebus. Kita sudah rebus, langsung kita timbang , disaring dulu. Disaring, nah masukkan disini kasih dingin,”

(Reporter)
“Ini diminum udah bisa?”

(Narasumber)
“Ya, tapi kan ini masih anget sekali. Kalau sudah  dingin langsung kita minum. Untuk menghilangkan tenggorokan yang sakit, rasa badan tidak enak, atau kaki semut-semutan inilah yang kita pakai selama ini. Bunga mahkota,”
    17. Bumper
Music
Musik khusus bumper program Inside Indonesia.

    18. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Long Shot masyarakat yang sedang menari.
- Medium Shot masyarakat yang sedang menari.
- Medium Shot narasumber yang sedang menjelaskan tari Tlai.
- Long Shot warga yang sedang menari tarian Tlai.
- Medium Shot warga yang sedang menari Tlai.
- Medium Shot narasumber yang sedang menjelaskan tari Tlai.
- Long Shot warga yang sedang melakukan tarian Tlai.
- High Angle Shot warga yang sedang melingkar menari Tlai.
- Long Shot warga yang sedang menari memutar dalam formasi melingkar.
- Close Up gerakan kaki penari.
- Very Long Shot warga yang sedang melakukan tarian Tlai.
- Low Angle Shot warga yang sedang melakukan tarian Tlai.
- High Angle Shot warga yang sedang dalam formasi melingkar menari Tlai.

Narasumber : Stefanus Lau Loe, Penari Tlai.
Backsound
Lagu tradisional Atambua.

Script
(Narasumber)
“Makna tari Tlai itu menceritakan sebuah pertandingan yang memperebutkan seorang laki-laki. Antara dua orang wanita. Total menarinya itu yang intinya itu dua orang tapi yang menarinya itu istilahnya mengantar. Yang mengantar itu bisa lima atau sampai enam orang. Dan dari pihak laki-laki dengan pihak perempuan. Biasa dipertunjukkan  pada saat seperti ini, Haaluah,”

VO
“Tari Tlai menjadi salah satu seni tradisi kebanggaan etnis Kemak. Tarian yang sangat hikmat ini hanya dipertontonkan ketika upacara ritual Haaluha Digar,”

Music
Lagu tradisional suku Kemak

VO
“Dalam tradisi etnis Kemak, beberapa tarian juga identik dengan tari yang ada di etnis Tetun. Seperti tarian Likurai, di Kemak disebut dengan Paradudubau. Sementara tari Tebetbot disebut dengan Te,”
    19. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot memperlihatkan pemandangan Atambua.
- Long Shot beberpa warga memegang kain tenun.
- Close Up tangan salah satu warga yang sedang memproses kain.
- Long Shot presenter dan salah satu warga yang sedang memegang kain.
- Close Up tangan warga yang sedang menunjuk kain, menjelaskan motifnya.
- High Angle Shot warga yang sedang membuat kain.
- Long Shot warga yang sedang membuat kain.
- Close Up kain.
- Medium Close Up salaha satu warga yang sedang menenun.
- Long Shot presenter yang sedang mewawancarai narasumber.
- Medium Close Up narasumber menjawab pertanyaan.
- Long Shot memperlihatkan warga sedang membuat warna untuk kain.
- Close Up tangan warga yang sedang memproses tanaman untuk warna.
- Long Shot memperlihatkan warga sedang membuat warna untuk kain.
- Long Shot warga yang sedang memproses tanaman tersebut di sebuah baki.
- Medium Close Up narasumber menjawab pertanyaan.
- Long Shot presenter yang sedang mewawancarai narasumber.
- Medium Close Up narasumber menjawab pertanyaan.
- Long Shot presenter yang sedang mewawancarai narasumber.
- Medium Close Up narasumber menjawab pertanyaan.
- Medium Shot memperlihatkan presenter yang sedang mencoba menenun.
- Low Angle Shot memperlihatkan presenter yang sedang mencoba menenun.
- Medium Close Up memperlihatkan ekspresi presenter.
- Long Shot memperlihatkan presenter dengan warga yang sedang menenun.
- Kamera menyorot kain yang dipegang oleh beberapa warga.

Presenter : Dheayu Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia.
Narasumber : Mama Regina, Penenun Desa Sadi.
Backsound
Instrumental Song

VO
“Selain seni tari, Kemak juga terkenal dengan kain tenunnya. Keunggulannya adalah sumber pewarna kain yang masih alami. Seperti kain tenun yang dihasilkan oleh kelompok Tenun Melati yang digawangi oleh Mama Regina. Di Desa Sadi, Dusun Poba. Setiap anak gadis disini diwajibkan bisa menenun. Karena kemampuan menenun menjadi tolak ukur kesiapan menikah dalam adat etnis Kemak,”

Script
(Reporter)
“Kalo di Poba ini katanya memang terkenal tenunnya itu menggunakan pewarna alami, betul?”

(Narasumber)
“Iya, iya, betul,”

(Reporter)
“Ada warna apa saja dan itu bahannya dari apa sih mah?”

(Narasumber)
“Iya, warna semua itu warna merah, kuning, hijau, biru. Itu semua didapat hitam,”

(Reporter)
“Itu semuanya mengambil dari sekitar?”

(Narasumber)
“Sekitar Puba sini saja,”

(Reporter)
“Begitu ya ma. Kalau untuk waktunya sendiri ma, untuk membuat satu kain tenun itu membutuhkan berapa lama?”

(Narasumber)
“Satu minggu,”

(Reporter)
“Satu minggu itu untuk apa?”

(Narasumber)
“Itu untuk tenunnya saja, kalau untuk proses ini dia lamanya harus dua minggu baru habis,”

(Reporter)
“Harus dua minggu tuh dari awal?”

(Narasumber)
“Dari awal ini proses mengikat, ikat bermotif. Baru dicelup ke lumpur, habis itu baru kerja untuk lolo. Lolo habis bertenun,”

(Reporter)
“Kalo untuk proses dari awal sampe akhir itu, itu bisa dikerjakan satu orang atau harus bergiliran atau bagaimana?”

(Narasumber)
“Satu orang bisa,”

(Reporter)
“Tapi baiknya bagaimana?”

(Narasumber)
“Baiknya harus kelompok. Karena prosesnya harus banyak orang baru bisa jalan kerjaan itu,”

VO
“Kain-kain ini biasa digunakan dalam acara-acara adat. Proses panjang dibalik keindahan setiap lembarnya membuat harga kain ini relatif tinggi. Dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Namun, sangat sebanding dengan hasil akhirnya yang begitu cantik,”
    20. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Very Long Shot memperlihatkan pemandangan alam Atambua.
- Long Shot memperlihatkan warga sedang berkumpul.
- Close Up salah satu kegiatan warga.
- Long Shot presenter sedang menonton tradisi dengan warga.
- Medium Close Up memperlihatkan ekspresi presenter.
- Long Shot presenter sedang menonton tradisi dengan warga.
- Medium Close Up warga yang sedang melakukan tradisi.
- Long Shot warga sedang melakukan tradisi.
- Medium Shot narasumber.
- Long Shot warga sedang melakukan tradisi.
- Close Up sirih pinang.
- Long Shot warga sedang membuat sirih pinang.
- Medium Shot warga sedang melakukan tradisi.
- Medium Shot narasumber.
- Long Shot warga sedang melakukan tradisi.
- Close Up tangan salah satu warga.
- Medium Shot warga sedang memegang organ dalam hewan.
- Medium Close Up wajah salah satu warga.
- Long Shot warga sedang memegang organ dalam hewan.
- Low Angle Shot pada pepohonan disana.
- Long Shot warga sedang melakukan tradisi.
- Close Up hewan yang akan disembelih.
- Long Shot warga sedang melakukan tradisi.
- Close Up organ dalam hewan yang sedang dipegang warga.
- Medium Shot narasumber sedang menjelaskan arti sambil memegang organ dalam hewan.
- Medium Shot memperlihatkan warga lain yang menonton tradisi.
- Low Angle Shot memperlihatkan warga sedang memasak daging hewan.
- Close Up masakan dalam panci.
- Long Shot pemandangan alam yang mulai menuju malam.

Narasumber 1 : Andreas Lau Mali, Anak Suku Kemak.
Narasumber 2 : Agustinus Hale Talo, Pendamping Ketua Suku Kemak.
Backsound
Instrumental Song.

VO
“Berkunjung ke desa Sadi dimana etnis Kemak hidup dengan rukun, tentram, dan bahagia. Disini pulalah ragam tradisi masih tumbuh subur. Tradisi Haaluha salah satunya. Tradisi Haaluha, dalam etnis Kemak berarti meminta berkat kepada arwah leluhur . Ritual dalam tradisi ini diawali dengan penyembelihan kurban berupa babi dan ayam,”

Script
(Narasumber 1)
“Langkah awalnya, apa hewan itu dikurbankan di depan pintu rumah adat. Yang istilah disini bilang Maatadahatu salmuta. Jadi pada saat proses itu hewan tidak langsung disembelih. Masih ada proses pertama yaitu bikin sirih pinang. Dan sirih pinang yang ditaro itu jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah anggota suku laki-laki yang ada disini dan anggota suku perempuan yang sudah berkeluarga. Jadi dari pihak yang laki-laki dia bisa membawa ayam bisa membawa babi. Tetapi kalo yang perempuan yang sudah berkeluarga itu mereka hanya bawa ayam, bawa sapi atau sari pinang,”

VO
“Setiap babi dan ayam yang dibawa ini nantinya akan diambil organ dalamnya. Seperti usus untuk diramal, dan membaca nasib sang empunya hewan. Gambaran usus merepresentasikan kehidupan selanjutnya si pembawa hewan kurban. Ritual pun dilanjutkan di tempat persemayaman atau kuburan yang disebut dengan Hulahitu. Disini ritual yang dilakukan masih sama, yakni pembelihan hewan dan pembacaan nasib.

Script
(Narasumber 2)
“Ini namanya hilbula, liat urat. Dari urat ini menandakan bahwa ini baik. Ini bersih, terus ini juga tertutup rapat. Jadi ini menandakan bahwa bagus. Rejekinya bagus, tidak kena sakit,”

Backsound
Instrumental Song

VO
“Puluhan hewan yang sudah disembelih selanjutnya dimasak bersama-sama oleh warga. Daging yang sudah matang akan dimakan bersama dengan anggota suku lain,”
21.  LOC
EXT. Atambua, NTT.
Malam
- Medium Close Up salah satu waga sedang mengatur lampu.
- Long Shot kegiatan warga.
- Medium Shot salah satu warga sedang membawakan makanan.
- Long Shot warga sedang makan bersama.
- Medium Shot presenter sedang makan.
- Long Shot presenter makan bersama warga.
- Medium Shot presenter menjelaskan kegiatan.
- Long Shot presenter makan bersama warga.
- Medium Shot beberapa warga.
- Long Shot presenter makan bersama warga.
- Medium Shot ketua suku.
- Medium Shot ketua suku sedang memberikan berkat.
- Medium Close Up warga yang diberikan berkat dan ketua suku secara bergantian.
- Close Up ketua suku memberikan berkat.
Presenter : Dheayu Jihan, Produser Lapangan CNN Indonesia.


Music
Instrumental Song

VO
“Nah, sekarang ini waktu yang saya tunggu-tunggu. Bisa duduk bersama dengan warga Suku Kemak setelah menikmati keramahan dan keterbukaan mereka terhadap para pendatang. Satu persatu piring diputar. Daging dan nasi yang sudah disiapkan pun dibagikan. Wah, tidak sabar rasanya,”

Script
(Presenter)
“Salah satu bagian rangkaian dari tradisi Haaluha ini adalah makan bersama dengan makanan yang sudah dihidangkan disini. Atau dalam bahasa etnis Kemaknya disebut dengan Seka. Disini saya merasakan betapa persaudaraan dan juga kekeluargaan etnis ini begitu terasa erat. Tapi setelah makan ini masih ada satu lagi prosesi sebagai penutup dari rangkaian Haaluha adalah prosesi Kaba, atau pemberian berkat,”

Music
Instrumental Song

VO
“Proses Haalhuha yang panjang di hari ini ditutup dengan ritual Kaba atau pemberian berkat. Disiini warga akan bergiliran meminta berkat dari ketua suku,”
    22. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Siang
- Medium Shot narasumber menjelaskan tradisi.
Narasumber : Andreas Lau Mali, Anak Suku Kemak.

Script
(Narasumber)
“Setelah makan masih ada ritual penutup yang jadi inti. Artinya terima berkat. Atau istilah disini bilang Kaba. Dan setelah semua sudah makan habis, nanti dari ketua adat sini nanti dia bikin sirpinan. Itu semua anggota suku yang hari ini hadir kita semua pergi kesana menghadap satu-satu untuk terima berkat dalam bentuk Kaba. Nanti Kabanya bisa di leher, bisa di tangan atau di kepala. Laki-laki dan perempuan semua. Jadi untuk terima berkat itu semua anggota keluarga. Bahkan kalopun misalnya ada anggota keluarga yang datang tapi dia punya anaknya sekolah itupun harus disebutkan dan dititipkan lewat orang tuanya,”
    23. LOC
EXT. Atambua, NTT.
Malam
- Medium Shot ketua suku dan warga yang sedang diberkati.
- Medium Close Up warga yang sedang diolesi sirih pinang.
Backsound
Instrumental Song

VO
“Ketua suku akan mengoleskan sirih pinang ke bawah leher dan atas kepala. Nilai luhur yang diyakini ialah setiap hal yang ada di kepala harus berasal dari hati,”
Credit
Lagu tradisional Atambua.